Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Pertama Kali Naik Pesawat

Malam yang panjang, Bayangkan saja, Wafa sudah menunggu dari jam 7 pagi hingga jam 2 malam untuk dapat naik pesawat terbang. Cerita dimulai dari rencana anak-anak yang ingin menanggulangi kalau terjadi kemacetan agar tidak ketinggalan pesawat. Jadi, Wafa dan kawan-kawan naik bus dari Jogja ke Cingkareng sebelum terbang dari Cingkareng ke Tarakan. Mereka berangkat dari Jogja pukul 4 sore, dengan berasama teman-teman yang kompak. Ini merupakan bus yang tergolong mewah. Bagaimana tidak, mereka hanya ber-25 dengan jumlah kursi 50an. Tentu saja, setiap orang bisa tidur dengan leluasa menggunakan dua kursi sekaligus. Tak terasa perjalanan yang panjang telah mereka lalui hingga sampai ke Cingkareng. Perjalanan yang diperkirakan sampai di Cingkaren malam hari ternyata sampai di Cingkareng pagi hari. Pentantian yang panjang pun tiba. Mereka seperti anak ilang di bandara, menanti dari pagi sampai malam. Kegiatanya hanya keliling-keliling bandara sambil liat-liat siapa tau ada cewe

Bermain dengan Senjata Api

Berawal pada malam harinya, papa mengajak wafa pergi ke sebuah pameran. Pameran yang menurut wafa akan menarik untuk di kunjungi. Pameran dalam rangkaian acara  Independence Day Military Expo  di Jogja City Mall (JCM) memang sangat menarik. Disana terdapat banyak senjata dan peralatan perang lainya. Selain itu, terdapat pula perlengkapan-perlengkapan lain seperti baju anti perluru, helm pelindung dan lainya. Paginya, wafa masih disibukkan dengan laporan yang tiap hari ditunggu oleh pak wanit. Sampai pada siangnya papa sudah datang. Wafa tetap masih melanjutkan dan tentunya belum mandi. Mungkin papa sudah tidak sabar kesana, karena ini memang hari terakhir dan semoga belum tutup acaranya. Untung saja, laporan yang harus dikirim ke pak wanit sudah selesai dan sekarang saatnya mandi. Sekarang wafa mulai mandi dan ketika wafa selesai mandi dan beranjak ke kamar, ternyata papa tengah tertidur pulas. Mungkin karena wafa yang mandinya terlalu lama. Akhirnya kami pun berangkat d

Kisah Kasih Nyata - Menatap Langit

Malam ini, Wafa sering menatap langit, tetapi langit malam ini berbeda. Biasanya wafa menatap langit sendiri. Tetapi, malam ini wafa berdua bersama teman yang juga tertarik dengan dunia astronomi sebut saja si kecil. Sebenarnya, sejak lama wafa ingin menatap langit berdua bersama seseorang (dirahasiakan). Memang untuk hal itu terkabul sangat sulit, apalagi wafa dan dia terpisah jarak yang jauh. Ketika malam ini langit begitu indah, dia tetap ada di jarak yang sangat jauh. Sepertinya impian untuk melihat bintang bersama kian sulit untuk terkabul. Ditambah hati wafa dan dia yang sudah semakin jauh. Cukuplah teropong kecil sederhana yang akan menemani dia melihat bintang ketika wafa jauh. Sementara wafa sudah melupakan dia, tiba-tiba dalam hati wafa berkata, " sayang sekali si mungil gak ikut, padahal langitnya bagus banget ". Sebenarnya wafa sudah mengajak si mungil, tetapi gagal. Akhirnya wafa hanya berdua dengan si kecil. Wafa dan si kecil memang sudah mempersiapkan s

Hidup Selo Adalah Pilihan

Alasan mengapa wafa menulsi ini adalah bermula ketika ada seseorang yang menanyakan. " Fa, kok hidupmu selalu selo? Hidup selo adalah sebuah pilihan. Hidup sibuk pun sebuah pilihan. Hidup selo menrut wafa adalah hidup yang sesungguhnya. Yang namanya manusia ya harus manusiawi. Itulah mengapa kita harus memanusia kan diri kita sendiri. Menurut wafa, hidup selo adalah langkah untuk dapat memanusiakan manusia. Hidup selo itu bukan berarti tidak beraktifitas apapun. Hidup selo ketika kita memberikan waktu untuk diri kita sendiri. Karena, manusia membutuhkan waktu untuk menikmati waktu sendiri. Selo juga bukan berarti tidak pergi kemana-mana. Wafa pun juga ikut dalam berbagai acara serperti pameran seni, konser musik, lomba dan lainya. Wafa juga tetap produktif menulis blog, menjalankan hobi elektroniknya, sempat bermain gitar, belajar hal-hal baru seperti bermain harmonika. Ketika banyak orang berfikir bahwa hidup adalah perjuangan, maka wafa berfikir jika hidup harus din

Ketika Wafa di Jodohin

Mari kita berfikir sejenak, Belakangan ini hal itu kembali terjadi, wafa dijodoh-jodohkan dengan seseorang. Tentu saja wafa tidak suka, mengapa?. Hal itu mengingatkan wafa dengan kejadian jaman dulu. Dulu... Ketika itu, wafa dengan si manis dekat. Mereka begitu dekat, saking dekatnya wafa dan si manis ini bisa smsan dari bangun tidur hingga tidur lagi. Ketika itu wafa dan si manis mengalami hal buruk dan mereka berpisah. Keadaan semakin memburuk sejak si manis dekat dengan lelaki lain. Hingga, keadaan sangat berubah, hampir berbulan-bulan si manis dan wafa tidak berkomunikasi. Bahkan ketika mereka bertemu pun tak pernah lagi mereka bertegur sapa. Sampai akhirnya.. Keadaan berubah ketika wafa dan si manis duduk bersebelahan. Mereka mencoba ngobrol kembali. Sebuah usaha yang sangat sulit untuk bisa membuat mereka komunikasi lagi. Padahal, dahulu mereka adalah sahabat dekat. Ketika wafa dan si manis mulai akrab kembali, orang-orang tak bertanggung jawab datang. Orang-orang itu

Cinta

Cinta itu tidak perlu berkorban, ketika kamu sudah merasa berkorban maka saat itulah cintamu hilang. Karena dengan cinta kau akan rela melakukan apapun. Kau pun tidak akan pernah merasa jika hal itu adalah pengorbanan. Semua terjadi karena adanya cinta. Cinta itu unik, mengapa? Karena cinta itu takdir, cinta datang kepada orang yang mungkin kamu tidak tahu siapa dia. Cinta juga datang tanpa alasan. Katika kamu tahu alasan mengapa kamu jatuh cinta, maka itu bukan cinta. Meskipun kau punya kriteria khusus orang yang akan kau cintai, ketika ada orang sesuai dengan kriteria tersebut pun belum tentu kau cinta padanya. Bahkan kau bisa saja mencintai orang yang punya kriteria seperti orang yang kau benci. Apakah cinta identik dengan nikah? Kau bisa merencanakan kapan kau menikah, sedangkan kau tidak bisa mengatur kepada siapa kau akan cinta. Lalu bagaimana dengan cinta dan jodoh? Jodoh adalah ketika dua orang saling cinta. Aku pernah berfikir, mungkin negeri ini kurang ada ras