Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Soul - Hanya ini?

Sebuah judul film yang membuat aku sangat tersentuh, bagaimana film tersebut menggambarkan sebuah kehidupan. Sebuah tujuan untuk hidup. Saat Joe Gradner telah mencapai apa yang dia cita-citakan sejak awal untuk bermain jazz pada klub itu, awalnya dia merasa bahagia dan setelah permainan jazz nya selesai tidak bahagia, "Hanya ini?". Dia telah mengorbankan semua waktu dalam hidupnya untuk pertunjukan ini, tapi hanya ini yang dia dapat. Kemudian dia pulang dengan hati yang bertanya-tanya dan mulai menyadari, ya memang ini yang dia cita-citakan. Bayangan tentang apa itu bahagia dalam pikirannya selama ini seakan ditampar realita dunia nyata. Besok harus kesini lagi untuk datang dan main jazz di klub yang sama, berulang setiap hari. Pada akhirnya, inilah hidup. Glorifikasi tentang kebahagiaan bermain dalam klub jazz The Half Note Club yang membuatnya bahagia, ternyata itu hanya dopamine hit sesaat yang membabibuta, lalu semuanya menjadi biasa saja. Justru setelah dia pulang dari p

Logika Sederhana Tentang Bekerja

Waktu kamu bekerja apa yang sedang kamu cari? jelas uang. Kenapa banyak yang sulit mendapatkan kerja, sepertinya karena belum terlalu paham logika sederhana tentang bekerja. Meja kerja Ada yang bekerja mencari pengalaman. Itu tak salah, karena ketika kita bekerja akan mendapatkan pengalaman, tapi dalam logika pikiranku ini tak tarlalu tepat. Karena untuk dapat bekerja kamu harus pengalaman, tapi ketika pengalaman didapatkan dalam bekerja, maka ini akan menjadi lingkarang setan diaman kamu akan perlu kerja untuk pengalaman dan pengalaman untuk kerja. Artinya, kita harus mencari pengalaman di tempat lain, pengalaman pun ada dua, pengalaman parktis dan kognitif. Pengalaman kognitis adalah hasil dari belajar dan pengalaman praktis adalah dari menerapkan pengalaman kognitif. Jadi belajar dulu baru bertindak, selanjutnya kita akan update pengetahuan seiring waktu karena sering bertindak. Banyak yang mengeluh karena pekerjaan yang berat. Sepertinya ini karena pengalaman dalam menangani pekerj

JSA006 - Aku sedih hari ini

Mas kamu kemana kok belum sampai kantor? Sorry, tadi ada masalah serius. --- Sebuah tinjuan keras, mengingatkan aku pada janji-janjiku. Bagaimana aku bisa menepatinya? tidak tahu. Atau sebenernya aku tahu, tapi tak pernah mencobanya saja. Rumput hutan sudah terlanjur tinggi, sudah susah untuk melewati ini semua. Perlu parang khusus untuk mengalahkannya sehingga membuat jalan yang bagus. Hal pertama yang aku ingat adalah tentang aku yang tak kunjung membaik, tetap bermalas-malasan di kos. Menjadi lebih baik memang tak mudah, banyak yang harus dilawan, setan-setan dalam bentuk diri-sendiri ini memang harus dibasmi. Mie ayam pun rasanya ambyar. Tak luput pikiran untuk berandai-andai aku punya waktu lagi yang sama. Tapi, aku teringat nasehatku sendiri kepada orang lain, ketika mengulang waktu itu benar-benar ada, kita akan kembali ke titik yang sama karena sifat kita tak berubah. Kerenanya aku mencoba untuk memahami jika semua ini memang harus terjadi. Aku akan mencoba mencari solusi terba

JSA005 - Catatan Jiwa

Beberapa waktu lalu aku disuruh untuk mencoba test kepribadian, hasilnya... kok bisa mirip? Darisitu, aku mulai mencari bagaimana cara aku bisa sukses kalau kepribadianku seperti ini? Akhirnya aku menemukan hal yang menamparku. Kiat-kiat ini aku cermati berkali-kali, dari hal-hal itu aku sudah melakukannya beberapa hal. Hasilnya itu memang membuatku menjadi lebih baik sebagai manusia. Tapi diantaranya aku masih kalah dengan diriku sendiri. Aku harus coba untuk melakukannya, karena ketika  aku berhasil melakukan kiat itu aku menjadi lebih baik lagi. Aku ingin itu, menjadi lebih baik lagi sebagai manusia. --- Hari kamis, aku dihadapkan oleh 2 hal. Bersenang-senang menonton orkestra atau duduk di lab menghadapi coding yang belum selesai, aku kemudian mencoba untuk melakukan kiat  Face Your Weaknesses!  dan Get Out of Your Comfort Zone . Hasilnya? aku pulang dengan bahagia karena masalahku selesai. Memang tidak enak untuk menghadapi hal-hal itu, tapi aku menjadi lebih baik. --- Hari ini, a

Ten Rules to Live By ____ to Achieve Success

Read this every day and try to evaluate. Feed Your Strengths! Realize your gift at mastering logical problems and situations, and give yourself plenty of opportunities to exercise your abilities. Much of your sense of well-being will come from these experiences. Face Your Weaknesses! We all have weaknesses. Recognizing your weaknesses for what they are (without beating yourself up) will give you the power to change your life for the better. Talk About Your Thoughts. Discussing your ideas and perceptions with others will help you to develop your Extraverted INtuition, and thus your understanding of the world. How well you use your auxiliary function is very important to your overall health and happiness.  Listen to Everything Try not to dismiss anything immediately. Let it soak in, and then apply judgement. Try not to dismiss things that are alogical - they are not illogical. Be Aware of Others Understand that everyone has their own lives and their own perspectives. Everyone has som

JSA004 - Kamu yakin ingin keluar?

Sebuah kalimat ketika sederhana ketika kita klik tombol keluar. Kalimat sederhana itu justru yang dapat mendobrak hati seakan benar-benar bertanya. Kamu yakin ingin keluar? Mencoba dunia baru sepertinya tak lagi indah seperti dulu. Aku butuh jiwa-jiwaku yang dulu, semangat membara menantang apa yang ada, percaya diri dan selalu berusaha. Dunia baru, hutan baru untuk dijelajahi. Seminggu ini aku hanya di kos, setiap malam hanya duduk di salah satu sudut melihat sudut yang lain, melihat barang-barang yang sebenarnya sudah tak penting. Barang-barang itu sudah memenuhi tugasnya, kini hanya tinggal duduk santai ditempatnya. Apa aku sekarang seperti itu? tapi sepertinya tugasku belum selesai. Aku ingin keluar mencoba menghirup lembabnya hutan baru yang belum tersentuh, bau tanah, bau lumpur, sedikit suara katak mengejek. Aku tak tahu di hutan juga seringkali kita temukan hal-hal indah dan langka yang membuat aku tak mau kembali. Aku butuh semangat itu lagi, aku iri dengannya yang selalu sema

Kamu Harus Punya Hobi

"Ndue hobi yo di tenani" sepatah kata dari wafa yang perlu di di renungi. Wafa kali ini menulis lagi, karena menulis menjadi hobi baru wafa belakangan ini (walaupun setelah dilihat wafa sudah menulis blog dari 2016). Hobi baru ini wafa mulai tekuni karena wafa menemukan topik baru. Topiknya adalah tentang cinta. Memang mempelajari cinta selalu membuat orang rela melakukan apa saja, termasuk wafa ini. Tetapi, sebelum ini wafa memiliki banyak hobi. Hobi wafa yang paling menonjol adalah tentang komputer dan elektronik. Bagaimana tidak, wafa bisa menghabiskan waktu seharian hanya untuk program aplikasi yang mungkin bagi sebagian orang tidak berguna. Tetapi, hal itulah yang menghantarkan wafa sampai saat ini. Wafa yang disibukkan dengan proyek-proyek sartupnya. 👆itulah draf sejak 11 April 2018 Jadi sekarang aku lanjutkan, dengan wafa yang berbeda. Bagaimana wafa memandang hobi juga pasti berbeda. Empat tahun lalu, dengan porsi waktu, uang, tenaga yang berbeda maka akan berb

JSA003 - Meletakkan kepala di pojok ruangan

 "Dunia ini sangat menarik untuk dipelajari. Ketika yang lain tertarik dan fokus pada kata dunia, aku justru fokus pada ketidaktahuan diri yang membuat dunia menarik untuk dipelajari. Ketika kita tahu segalanya, maka dunia ini tak menarik lagi, satu-satunya yang membuat kita tertarik adalah ketidaktahuan. Mempelajari banyak hal membuat kita mendapatkan kutukan pengetahuan itu sendiri, yakni tak mudah untuk kagum, semuanya tampak biasa. Selain itu, kita juga jadi tahu kalau semuanya benar, semua tergantung kerengka berfikir dan sudut pandang.  Beberapa kali aku merasa iri dengan orang-orang yang pernah aku ceritakan tentang alam semesta bekerja dan bagaimana tatasurya dan tatanan bintang terlihat di depan mata. Aku tak lagi merasakan keindahan ketidaktahuan dan gairah itu. Duduk melamunku kini lebih sering hanya ada diriku sendiri, rahasia dunia sepertinya tak menarik lagi. "Aku memanggil jiwa-jiwaku yang dulu. Aku merasa bukan aku, wafa yang sekarang sedikit berbeda dengan ya

JSA002 - Ternyata aku bisa camping

Duduk bersama dua orang temanku di bukit ragil, menatap bimasakti yang mulai tertutup kabut. Ini adalah pertamakalinya aku camping atas inisiatif aku sendiri. Ternyata aku bisa loh camping. Ternyata tidak ada yang perlu aku takuti. Bagaimana aku nanti makan disana? apa yang harus aku lakukan di sana? aku harus ketemu dengan siapa? aku harus bayar berapa? sewa tenda dimana? semua itu ternyata bisa dilewati. Aku hanya perlu mencoba saja, tak perlu ada yang ditakuti. Kami berangkat jam 2 siang, menyewa tenda di sebelah kos, membeli kebutuhan makan, berangkat, melewati pegunungan saat malam hari, naik bukit malam hari dan membuat tenda. Aku tak menyangka aku bisa melakukannya.  Aku sedang menatap bimasakti saat itu. Ternyata, menantang ketakutan akan sangat menyenangkan jika bisa melakukannya, menjadi hal yang tak terlupa. Aku hanya seringkali takut untuk melakukannya.

JSA001 - Jurnal Seperempat Abad

Hari ini, aku sudah melewati 9000 hari lebih di dunia, namung aku masih tak paham tentang dunia. Aku masih harus selalu menjadi adaptif agar tetap exist. Aku tetap menjadi wafa yang tak terlalu kenal dengan diri sendiri apalagi dunia. Aku menulis ini untuk mencatatat setiap perjalanan yang aku lalui. Mungkin tak akan pernah ada yang baca, membiarkannya berlumut adalah keindahan waktu. Jurnal ini aku buat untuk mendampingiku menjalani hidup setelah seperempat abad ada didunia. Banyak yang perlu aku pelajari untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Meskipun aku tak tahu kenapa aku harus menjadi baik. Agama mencoba menjawabnya dengan kehidupan kedua yang abadi. Tapi pada tingkatan yang lebih tinggi, kebaikan yang berarti adalah kebaikan yang tanpa alasan, dia murni adanya. Aku akan bercerita tentang tujuan-tujuanku, pencapaianku dan proses hidup di jurnal ini. Hal perntama yang akan aku coba selesaikan adalah menjadi pribadi yang tangguh tak takut untuk menampakkan diri. --- Aku s

Pemalas dan Efisiensi Tinggi

Malas itu mahal, kamu harus rela tidak mengambil kesempatan untuk mendapatkan banyak uang karena malas. Tapi, wafa punya cara untuk coba menangani itu, yaitu dengan menjadi efisien. Ketika wafa sulit untuk bangun pagi tapi harus bekerja untuk mendapatkan uang bertahan hidup, wafa lebih mencoba untuk mencoba menjadikan pekerjaan yang tidak pagi. Tapi perlu efisien yang tinggi, bagaimana kerja satu sampai dua jam dan cukup untuk hidup. Aku sering berfikir ketika saat perjalanan pulang dari kantor, aku berangkat jam 1 pulang jam 4 itu setara dengan rekan-rekan lain yang kerja dari pagi sampai sore. Kenapa? kenapa mereka tidak mendapatkan lebih dari aku? kenapa hal ini dapat bekerja? Sepertinya bukan waktu yang membuat ini berlaku. Sepertinya ini bukan domain waktu. Sepertinya ini merupakan domain ekonomi yang bisa menjelaskannya. Satu jam CEO pasti lebih banyak mendapatkan uang dari 1 jam mamang-mamang jaga warnet. Hal yang paling mendasar dari ekonomi adalah permintaan dan penawaran. Ke

Ramai yang Sepi

Seiring waktu bergulir, kini kita mulai menyadari apa yang sering orang tua kita bilang. Hal terpenting adalah keluarga, sederhana tapi ternyata memang iya. Apakah kamu mulai menyadari ternyata kita semakin lama akan melewati hari-hari yang semakin sepi. Sampai kita seperti perlu medefinisikan ulang apa itu ramai. Kantor yang ramai itu sepi, pasar yang ramai juga sepi. Wafa pernah pergi ke malioboro untuk mencari suasana yang ramai, nyatanya tak ada. Tetap saja sepi. Sepertinya hati sedang berada dalam kehampaan. Duduk di antara puluhan pejalan kaki tetap membuat wafa merasa sepi. Apa mungkin bukan ramai yang wafa perlu, hanya pengisi hati? Teman berbagi cerita suka dan duka, karena memang manusia adalah makhluk sosial.  Menonton dunia

Seperempat Abad

Pagi ini, beberapa minggu setelah aku sudah melewati seperempat abat yang aku tak yakin bisa mengingat setiap detik yang telah terlewati. Aku merasa senang manusia bisa punya hal bernama "lupa", sebuah anugerah dan membuat kita tetap ada. Jika diingat lagi, aku merasa kehilangan beberapa tahun kebelakang. Sekarang 2022 dan aku merasa beranjak dari 2019, 2020 langsung 2022. Sepertinya aku perlu membuat target tahunan yang jelas agar tiap kali ulang tahun aku akan ingat, sehingga aku bisa merasakan hidup lebih lama. Kamu pernah berfikir gak jika umur kita sebenarnya adalah hal apa aja yang masih kita ingat. Semua akan hilang jika kita tidak ingat, atau orang lain juga sudah tak ingat lagi. Maka manusia senang sekali mencatat, sejak menggambar di dinding gua sampai blogger di jaman modern. Semua hal itu hanya untuk tetap ingat. Blog ini aku buat fungsinya tak lebih dari coretan di dinding gua. Setiap coretannya mengingatkanku akan sesuatu itu lagi, membuat aku menjadi hidup dan

Butiran Pasir

Kebahagaian kita hanya butiran pasir dari hamparan pantai semesta yang tak hingga, tapi itu sangat besar bagi hidup kita. Berboncengan dengan seseorang yang kita sayang setelah lama sekali tak jumpa mungkin hanya sebuah titik kecil di langit malam, nampun itu sangat indah bagiku. Sinarannya masih aku ingat sampai sekarang, bahkan seterusnya. Dimulai dengan pertemuan di stasiun yang aku takut tak bisa mengenalinya. Namun, dia tetap catik seperti dulu. Memanggilku dengan membawa oleh-oleh kebahagiaan. Aku hanya merasa bahagia, itu saja. Beban kerjaan, pikiran besok makan apa dan semua masalah lenyap seketika. Sepanjang perjalanan kita hanya berbincang apa yang akan kita lakukan hari ini. Yup, menemaninya bekerja di cafe karena sekarang masih jam WFH. Tak jemu aku memandangnya, sampai aku lupa harus mulai mengetik code.  Aku sudah memesan dua buah tiket nonton untuk kita, setelah bekerja kita makan di tempat biasa. Tempat dimana kita biasa makan bersama sebelum harus terpisah jarak. Sebua

Hobi Mengobrol

Ini Wafa, beberapa orang sering menganggap wafa adalah orang pendiam. Tapi sebenarnya wafa sangat senang mengobrol. Kemarin, wafa menelpon salah satu teman yang lama tak mengobrol, senang sekali rasanya bisa mengobrol kembali.  Hal menarik dari mengobrol adalah tentang kita bisa membayangkan serunya cerita-cerita dan kisah setiap orang. Berbeda dengan buku, kita bisa langsung menanggapi apa yang diceritakan dan sering kali membuatnya beda ketika diceritakan kembali. Kenapa orang senang sekali jika ada pagelaran wayang kulit? sedangkan ceritanya sama aja. Lalu kenapa orang-orang berdatangan untuk menyaksikan?. Jawabanya, karena meskipun ceritanya sama, tapi jika diceritakan kembali pasti berbeda setiap kali diceritakan. Perbedaannya tentang guyon-guyonan yang bertambah, detail dari cerita yang membuatnya seru, bagaimana pikiran si pencerita juga bisa berpengaruh pada ceritanya. Wafa percaya, setiap orang pasti punya cerita menarik di setiap hidupnya. Tapi sayangnya, wafa sering sulit me

Pisuan 1

 Pisuan = Tempat wisuh  (cuci tangan) nyekel pisuan #1 Habisin jatah gagal? sing jenenge taek yo tetep taek, kudu dadi kompos sek ben payu.  #2 Gak kabeh wong ki bal kasti, sing di antem neng lantai bakal mendal. Enek wong-wong sing koyok taek, diantem neng lantai malah lengket muambu, njepret nandi-nandi, masio wes diangkat tetep wae lantaine sek mambu. #3 People don't care.   #4 Pie carane sukses? mboh, nek aku ngerti aku wes sukses. Sek, sukses menurutku opo menurutmu? *post ini bakal diupdate berkala.  

Curhatan Pekerja Lepas

Gaji per jam terilihat menggiurkan, namun bulan ini wafa dapat gaji kurang dari 1 juta dalam sebulan. Ternyata, setelah berjalan beberapa bulan gaji per jam juga memiliki kelemahan, meskipun dengan gaji per jam bisa datang dan pergi sesuka hati. Namun kalau banyak libur, ya efeknya gak dapat apapun. Ruang Kerja Wafa Karena tak mampu bangun pagi setiap hari, punya rasa malas yang tinggi dan pengen kerja yang fleksibel wafa menyanggupi untuk kerja per jam dengan waktu yang fleksibel -- jebakan marketing pekerjaan. Memang sangat menguntungkan, wafa sering berangkat jam 10 dan pulang jam 15 saat hari biasa, atau saat rajin bisa lembur sampai malam. Namun, wafa baru ingat kalau gaji per jam harganya sama antar siang dan malam, efeknya lembur pun gajinya sama -- sial. Tapi tidak apa, semua memang ada harga yang harus dibayar. Gaji kecil karena lagi males berangkat dan pengen libur, kerja overtime dengan gaji yang sama. Tapi untunglah dengan kerja perjam wafa masih bisa mengerjakan pekerjaan

Kehilangan Pagi

 Pernahkah kamu mendambakan melihat mentari pagi yang menyegarkan. Jika pernah, maka kita sama sekarang. Wafa sudah cukup lama tidak melihat matahari terbit, bukan karena cuaca tapi jam kita yang berbeda. Saat matahari mulai terbit, itu saatnya tidur.  Sebagian besar orang pasang alarm untuk bangun, tapi wafa justru pasang alarm untuk tidur. Itu pun masih gagal membuat wafa tidur cepat normal seperti orang pada umumnya. Memang masa yang sulit, terutama sulit untuk tidur. Kucing Tidur Jam tidur aneh ini cukup mengganggu, bahkan wafa sampai beberapa kali tak berangkat untuk ujian karena tidur. Tak hanya itu, banyak kesempatan yang harusnya pagi bisa hilang sia-sia. Wafa pernah harus pergi ke semarang untuk menghadiri pengumuman lomba, tapi malah tidurn nyenyak di kosan. Foto indah menang membawa piala pun tidak ada, semua terwakilkan oleh teman satu tim. Begitu pula saat lomba di UNY. Pengumuman sore pun wafa justru tidur, sampai teman satu tim datang ke kosan untuk membangunkan wafa dan

Hidup Berasama Voucher

Pulang bekerja wafa langsung pesan sebuah makanan online, dengan harga awal 30rb dan setelah diskon menjadi 12rb. Pengalaman yang luar biasa, ketika wafa hidup di desa banyak hal seperti ini yang tidak bisa dinikmati. Tak semua hal di kota menjadi lebih mahal. Terkadang justru lebih murah. Mungkin ini juga yang membuat banyak orang pergi ke kota. Kemudahan-kemudahan ini sulit sekali ditemukan di desa. Diskon-diskon yang menggairahkan juga sulit ditemukan di desa. Kadang hidup di kota tak sesulit yang dibayangkan. Tapi mungkin itu penuh kelicikan. Tak disadari diskon-diskon itu perlahan berkurang dan makanan yang kita beli sedikit demi sedikit harganya naik. Beberapa waktu lalau diskon nya 60% dengan minimum pembelian 25rb, kemudian minimum pembelian menjadi 30rb dan sekarang diskon menjadi 55% dan minimum pembelian 30rb. Wafa curiga diskon-diskon ini menggunakan konsep yang mirip dalam buku atomic habit. Untuk merubah sebuah kebiasaan perlu dilakukan sedikit demi sedikit. Awalnya kita

Mencoba Menjadi Minimalis

  Meja kecil, tablet, stand tablet, charger, keyboard sepertinya sudah cukup. Satu hal yang wafa pelajari dari menjadi rapih adalah tak ada yang perlu dibereskan. Artinya, jika barangnya tidak ada maka tidak ada yang perlu dibereskan akhirnya menjadi rapih. Hal ini sepertinya yang juga menjadi salah satu prinsip minimalist. Sebenarnya, kita tak perlu banyak barang untuk hidup. Foto di atas wafa ambil saat menjadi responden penelitian untuk tinggal dan hidup selama seminggu di rumah D21 -- sebuah rumah sederhana yang kosong. Saat itu wafa hanya membawa beberapa pakaian, alat mandi dan beberapa device seperti foto di atas. Wafa kira ini akan menjadi hal yang sulit, ternyata tidak juga. Dengan hanya membawa barang itu, ternyata wafa masih merasa nyaman dan tidak terhalang untuk melakukan apapun. Sebuah tablet sudah cukup untuk google meet, menulis dan coding -- coding dengan syarat khusus. Wafa tetap bisa beraktifitas seperti biasa, menulis blog pun bisa. Tak hanya itu, di sana wafa hanya

Menyelesaikan yang Telah Dimulai

Sepertinya wafa bukan malas, tapi hanya meninggalkan sesuatu yang telah dimulai dan berpindah ke sesuatu hal yang baru. Kamu juga mungkin begitu, seperti wafa. Mulai menulis buku, mendapatkan beberapa bab dan berhenti -- sudah tak terlalu menarik. Orang yang penuh dengan imajinasi dan ide-ide baru seperti wafa pasti tak tenang. Sembari mengerjakan sesuatu pasti memikirkan hal lain yang lebih baru lagi. Akhirnya pekerjaan yang sebelumnya menarik menjadi tak menarik lagi. Beberapa waktu lalu, wafa sempat berdiskusi dengan teman terkait mencari uang di internet. Ternyata dari obrolan itu, wafa mendapati kalau dirinya telah menlalui banyak sekali percobaan untuk mendapatkan cuan dari internet yang sangat luas ini. Mulai dari blog sejak tahun 2010 dan youtube yang sempat beberapa kali upload video saja. Tapi dari semua itu tak ada yang menghasilkan uang yang oke. Lalu temannya menjawab, "Mungkin kamu cuma perlu melanjutkannya saja mas." Dari kalimat itu, wafa seperti langsung mend

Pengalaman Memiliki Macbook Air

 Sebagai seorang programmer yang setiap hari berkutat dengan komputer atau laptop. Wafa merasa sangat senang dengan kehadiran macbook m1 yang beberapa waktu lalu wafa beli. Satu kalimat yang sepertinya wafa perlu bilang adalah ternyata ini yang selama ini wafa cari . Laptop memang piranti utama untuk wafa bekerja sehari-hari, termasuk untuk entertaiment mendengarkan musik, menonton dan menulis. Memiliki laptop yang tidak merepotkan adalah salah satu mimpi wafa. Setelah sebelumnya mempunyai laptop yang cukup lemot -- meskipun bagi sebagian besar orang laptop wafa sudah kebut. Wafa mencari sebuah laptop untuk bisa mengalahkan kecepatan wafa dalam mengorpasikannya. Ternyata inilah jawabannya. Sebelum tahu kalau laptop nya bakal rusak Kebetulan, beberapa waktu lalu wafa pergi ke Bandung. Saat perjalanan, wafa ingin melakukan update sistem, kemudian wafa membuka laptop berat dan besar dan melakukan update secepat mungkin sebelum baterianya habis. Saat itu laptop sengaja tak dimatikan, karen

Takut Menikah?

Tak lebih dari seminggu, sudah ada dua teman yang bertanya. Intinya dia bertanya, apakah wafa sudah siap menikah? Lalu, aku menjawab ya siap. Apa yang perlu ditakutkan? Disitu mungkin wafa tak menjawab secara panjang lebar tentang hal ini. Tapi sekarang mari kita coba lihat lebih jauh. Sebenarnya apa sih yang ditakuti dari menikah? Hal yang paling utama bukan tentang hidup bersama, tapi biaya hidup bersama yang perlu di tanggung. Sejauh ini itu yang wafa ambil dari dua orang teman yang bertanya kepada wafa. Kemudian, wafa kembali bertanya apakah wanita yang akan menjadi teman hidupmu benar-benar akan menggantungkan hidupnya padamu? sepertinya tidak. Aku selalu percaya kalau menikah sebenarnya bekerja sama karena hidup ini berat dijalani sendiri. Obrolan wafa dan temannya ini berujung ke generalisir yang belum tentu benar. Kebanyak teman-teman yang sudah menikah adalah orang-orang yang taat dalam beribadah atau beragama. Kalau dilihat benar juga sepertinya, lalu wafa berkelakar, "Y