Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Wanita adalah Sawah

Pak Wafa dan Bu Wafa Kita pasti sering mendengar hal tersebut, tapi kita sering memperlakukannya tidak seperti sawah. Wafa mencoba untuk memaknai ungkapan ini. Sebagai anak seorang petani, wafa pasti tahu bagaimana seorang petani mengurus sawahnya. Pertama adalah hal-hal yang diperlukan sawah. Banyak hal yang diperlukan sebuah sawah dan hal yang paling utama adalah sawah sangat butuh perhatian. Kamu tidak bisa membiarkan sawahmu begitu saja. Perhatian ini dimulai dari saat akan menanam bibit sampai pasca panen. Begitupun wanita yang memerlukan perhatian dari sang penggarap sawah. Setiap hari wanita perlu perhatian, mulai dari hal-hal kecil seperti menanyakan kabar, sampai hal-hal yang mendalam seperti perasaannya. Ketika mulai memasuki masa menanam bibit, petani perlu setiap pagi menjaga sawah tetap basah, serta tak ada burung yang hinggap untuk merusak tanaman. Begitupun seorang pria harus menjaga wanitanya tetap bahagia dan tak sampai direbut yang lain. Ketika hujan tiba

Menantang Takut

Sebuah foto yang di pagi hari yang dingin di jogja, diatas hamparan bumi yang tak datar. Wafa duduk menghadap utara Perjalanan memang tak berhenti disini. Setiap langkah dalam hidup adalah sebuah perjalanan yang perlu kita cintai dan kita perhatikan, setiap langkah itulah bukti kalau kita hidup. Sebuah jejak dari nabi Ibrahim A.S menjadi sangat penting karena membuktikan dirinya pernah ada disitu. Mungkin jejak wafa tak pernah menjadi sepenting itu, tapi paling tidak cukup penting bagi diri wafa sendiri. Setiap hal besar dalam perjalanan wafa kadang hanya disebabkan oleh hal-hal kecil, seperti kepakan sayap kupu-kupu yang bisa menghasilkan badai. Sebuah pemikiran dan ajakan "yok.." pun bisa menjadi sebab terjadinya perjalanan besar. Beberapa hal perlu dilawan untuk mendapatkan perjalanan yang sempurna, termasuk rasa takut. Seperti anomali air, yang membuat es tak didasar agar ikan-ikan di dalam laut tetap hidup karena temperatur yang tak beku, serta membuat hewan-

Duit oh Duit

Orang-orang sering mencari benda ini, yang kemudian mengharap bisa mendapatkan apa yang diinginkan dengan. Beberapa minggu terakhir ini wafa merasakannya, mendapatkan uang yang jumlahnya tak seperti biasanya. Mungkin ini yang dirasakan ketika mendapatkan uang dari hasil bekerja setelah sebelumnya diberi uang bulanan yang jumlahnya pas -- pas untuk makan dan keperluan kuliah -- tanpa bisa menabung. Koin Rupiah Godaan-godaan pun datang, setelah semua kebutuhan mulai dapat dibeli satu per satu. Mulai dari mengganti sepatu yang sudah jebol, beli sendal karena tak punya, beli kursi agar kalau ngoding  ada tempat untuk bersandar sampai papan ketik untuk mengetik di hp layar lebar. Semuanya dapat terpenuhi, sampai lama-lama antara kebutuhan dan keinginan sulit untuk dibedakan. Disinilah pertempuran antara “hari esok yang lebih baik” dan “hidup cuma sekali” berlangsung. Seperti burung yang keluar dari sangkar -- kurungan karena tak punya banyak uang. Semuanya ingin di beli, tapi unt

Ngoding

Orang-orang sering memilih pekerjaannya, karena setiap orang punya arah dan tujuan dari hidupnya termasuk dalam hal bekerja. Beberapa teman wafa, sejak masa SMA dia ada yang sudah ingin bekerja di pertambangan, ada yang ingin kerja di kedokteran, ada yang ingin jadi wirausahawan, ada juga yang ingin kerja di rumah. Ini membuat setiap pilihan mereka menjadi mengarah pada hal-hal tersebut termasuk dalam hal memilih jurusan kuliah. Lalu bagaimana dengan wafa? Wafa datang dengan misi mendapatkan uang tanpa bekerja. Mungkin terlihat aneh, tapi ini sangatlah mungkin. Tapi untuk mencapai titik itu, wafa perlu bekerja keras dahulu. Saat ini wafa memilih ngoding sebagai pekerjaannya, mungkin bagi sebagian orang ini terlihat tidak menguntungkan karena bisa seharian di depan layar komputer sambil menekan-nekan papan ketik. Tapi nyatanya ngoding itu menantang, seperti menyelesaikan sebuah game tapi di dunia nyata. Banyak orang yang kecanduan game, mungkin ini juga sebabnya banyak yang kecandu

Kotak Semen

Beberapa minggu terakhir, wafa disibukkan dengan hal yang dia sukai. Ngoding , mungkin itu yang sering orang sebut. Tapi, post ini bukan tentang itu. Tapi tentang permohonan maaf ku kepada banyak orang, yang mungkin melihatku seperti sombong. Bukan aku tak mau menyapa, hanya saja wajahmu tak terlihat jelas. Menghadap layar laptop berjam-jam di dalam kotak semen ini, sambil menekan-nekan papan tombol, sudah menjadi rutinitas tiap pagi, siang bahkan malam hari. Ketika istirahat, wafa hanya mencobanya untuk tidur dan makan. Seru memang, dengan beberapa pundi-pundi yang bisa wafa dapatkan, serta kepuasan ketika output dari program sesuai dengan harapan. Meskipun terkadang butuh waktu berjam-jam untuk mencari error dan coba membaca kembali kode-kode itu. Mungkin memang karena aku selalu melihat dekat, aku merasa penglihatanku mulai kabur ketika melihat jauh. Akhirnya, aku tak bisa melihat dengan jelas orang-orang yang cukup jauh dariku. Karena takut salah menyapa orang, aku memutus

Hadir di Sini dan Saat Ini

Ini adalah tentang buku yang wafa baca belakangan ini. Memang belum sampai tuntas, tapi wafa sudah menangkap sebagian apa yang ada didalam buku tersebut. Sebuah konsep yang sangat menarik, yakni "Hadir disini dan saat ini". --- Ceritanya dimulai pada hari jumat ketika wafa bangun pagi dan berangkat kuliah. Seperti biasa, terlambat masuk beberapa menit. Kelas tentu sudah sangat penuh. Akhirnya wafa duduk di bangku paling belakang. Dengan suara bapak dosen yang pelan dan tulisan di papan tulis yang kecil. Ketika itu, wafa melihat kekanan dan kiri. Memperhatikan orang memang sudah menjadi kegemaran wafa. Lalu, wafa teringat konsep ini. Berenang Bersama Dunia maya menjadi dunia baru yang hampir setiap orang masuk dan keluar sesuka hatinya. Begitupun ketika kuliah berlangsung.  Banyak yang membuka gadget -nya yang begitu canggi, lalu asyik scroll dengan jempolnya untuk melihat sekeliling dunia itu. Sampai-sampai banyak yang lupa dengan apa yang ada didepannya -- kuli

Barisan Hari

Terjawab sudah semua pertanyaan-pertanyaan tentang cinta. Perjalanan pengembaraan terlah berlabuh pada suatu pulau yang sangat indah. Meski begitu, pasti pulau tersebut menyimpan banyak misteri yang harus dipecahkan dengan menjelajahi setiap sudutnya. Bagaimanapun, rasa penasaran tentang sisi dibalik pulau ini selalu ada. Seperti rasa penasaran apa yang ada di sisi seberang bulan yang bersinar dan menemani setiap malam. Penjelajahan Taukah kamu? sebelumnya setiap malam wafa terobang-ambing di tengah samudera yang sangat luas. Meskipun berada di bawah bintang-bintang di langit yang indah, itu tak cukup. Indahnya, samudera ini tak memberikan wafa apa-apa selain sepi. Seluruh penjuru mata angin adalah air, hanya persediaan makanan yang tersisa di kapal dan hanya ikan-ikan di laut yang masih perlu di buru. Hanya polaris yang selalu menjadi penunjuk arah dan tak pernah bergeser. Penjelajahan dimulai, menjejakkan kaki di setiap sudut pulau ini merupakan sebuat tujuan utama. Rencan

Cicak

Aku sering menyamar menjadi cicak untuk memantau wafa di kamarnya. Selain kecil, keuntungan menjadi cicak adalah gesit. Meskipun wafa sering melihatku, tapi aku selalu bisa lari cepat dan tak tertangkap. Memperhatikan dunia adalah kegemaranku. Meskipun duniaku sempit, hanya di dunia maya dan sekarang mencoba menyamar menjadi cicak seperti ini membuatku hanya melihat wafa dan kamarnya saja. Sesekali, aku naik ke atas atab sih, mengikuti wafa yang sering kesana juga. Aku belakangan ini sering melihat wafa hanya berbaring dan melamun jauh. Tentu saja, di kamar sesempit ini jika melihat keatas hanya lampu kecil yang wafa lihat. Kalau kamu sering melihat instagramnya pasti kamu tahu lampu yang mana. Tebakanku sih wafa sedang jatuh cinta. Soalnya kalau aku lihat, beberapa kali dia chattingan sambil senyum-senyum sendiri. Aneh. Aku sering mencoba melihat apa yang ada di hapenya. Tapi, tiap aku mendekat pasti wafa selalu melihatku. Kan aku jadi takut, akhirnya aku lari aja.

Cerita Langit

Kita mulai dari Pengetahuan paling luar biasa dari manusia adalah manusia tahu kalau dia tak tahu apa-apa. Hal ini membuat manusia selalu belajar. Akibatnya manusia lebih bercaya kepada "ilmu pengetahuan" karena menyajikan harapan yang dianggap lebih pasti daripada percaya kepada orang-orang tertentu untuk tetap menerima apapun (yang terjadi di abad-abad sebelumnya). Manusia mencoba mendobrak hal-hal yang awalnya takut untuk dimasuki karena itu tabu. Itulah yang wafa rasakan ketika melakukan perjalanan sebentar tapi panjang. Perjalanan dimulai dari Teknik, Sains, Geografi, Politik, Ekonomi sampai Budaya. Sekarang ini, berjalan kaki cukup jauh sudah mulai dianggap tabu. Apalagi, menikmati berjalan kaki. Mungkin beberapa orang masih seperti wafa yang menikmati jalan kaki itu. Wafa selalu mesara jika ketika kamu berjalan menggunakan kaki,  kamu bisa lebih memperhatikan semesta ini. Kamu tak akan pernah tahu kalau pedagang meninggalkan dua buah kompor gas di dalam gerobak

Ujung Lembayung

Selamat pagi, di hari yang benar-benar pagi ini wafa terbanun. Wafa teringat lagi kenapa ada disini, kota jogja yang jauh dari kampung halaman. Seketika ingatan-ingatan datang. Tak hanya itu, bahkan masalah-masalah kembali datang. Masalah yang sebenarnya tidak perlu ada, karena ini hanya akibat kemalasan wafa. --- Masalah-masalah itu selalu menghantui wafa hampir di setiap malam. Entahlah, masalah kuliah ini sangat membuat wafa terpukul. Rasanya seperti terpukul lidi, kecil tapi perih. Beberapa orang sudah wafa hubungi ketika hening di malam hari tiba, karena di saat itulah wafa kembali di datangi masalah-masalah itu. Bukan untuk berdiskusi mengenai masalah ini, tapi mencoba bertanya bagaimana wafa bisa tidur di malam ini dan bangun tepat sebelum fajar datang. Tapi pada kenyataannya,  tidur di waktu yang tepat itu sulit. Karena bukan penyebab masalah tidur ini yang sebenarnya diatasi, tetapi hanya pergi dan menghindar dari masalah itu. Kuliah bukan hanya tentang masa depan, tapi

Menjadi Pengantar Coklat Putih

"Hei Fa.. Boleh mita tolong?" ... "Oke, setuju" --- Tiba-tiba sahabat wafa yang ada di Lampung meminta tolong untuk mengantarkan cokelat ke seseorang. Siapa dia? itu juga menjadi pertanyaan wafa. Waktu itu, Sobat wafa (kita sebut saja andra) datang ke Jogja. Sudah sangat lama, mungkin 2 tahun sejak tulisan rilis. Andra datang ke kosan wafa yang sempit dan rumit (dengan kabel keleweran tak menentu), karena sedang ada di Semarang jadi menyempatkan untuk ke Jogja beberapa hari. Waktu itu wafa di ajak pergi ke salah seorang kenalannya yang kost di dekat Jl. Gejayan. Wafa dan Andra berangkat menggunakan sepeda dengan penuh semangat dan rasa penasaran. Setelah berputar-putar di kompleks yang benar-benar kompleks itu, akhirnya rumahnya ketemu. Ternyata di sebelah warung penjual eskrim. Wafa beli saja satu, sambil menunggu wanita itu keluar dari rumah. Duduk, sambil memakan eskrim. Begitu saja, setelah sedikit berkenalan juga dengan wanita itu. Namanya Valen.

Sengaja Duduk di Dekat Jendela

Pagi-pagi wafa terbangun dengan bunyi dering jam menyambutnya. Sedikit melirik ke benda warna hijau itu dan mulai mengambilnya. Mencari tombol off agar tak bunyi lagi. Kasur dan selimut masih menggoda untuk melanjutkan tugasnya. Tapi, wafa bertekat untuk melawannya. Meskipun sulit, akhirnya wafa dapat melawan itu semua dan bergegas menuju kamar mandi. Dingin... pagi yang sangat dingin. Di Jendela Yang Berbeda dan Waktu Yang Tak Sama Tapi ketika jam mulai mendekati angka 7 kepala pusing. Tak bisa menahan, wafa akhirnya tumbang dengan rasa kantuk dan selimut mulai mencoba mengikat wafa. Akhirnya, wafa masuk kedalam dunia aneh itu, tempat dimana peperangan terjadi untuk mencapai puncak gunung tertinggi. --- Pagi tak penting berlalu lagi, wafa membuang waktu yang berharga ini. Entah kenapa wafa akhirnya ke perpustakaan di fakultasnya, mungkin dia sudah muak dengan kebiasaan buruknya yang tak kunjung hilang -- bolos tanpa alasan yang benar-benar tanpa alasan. Sebelumnya wafa su

Tiba di Masa Depan

Tiba-tiba wafa terbangun di pagi hari. Seperti ditampar, wafa kaget. Kaget bukan karena kesiangan, tapi kali ini wafa kaget karena hari ini bisa bangun lebih awal dari biasanya. Sepertinya sekarang wafa sudah bisa mengetri bagaimana mengendalikan tubuh untuk bisa bagun dan tidur. Hari ini cukup spesial, karena wafa bisa masuk di perkuliahan jam 7 tanpa terlambat dan tanpa sakit kepala. Minggu-minggu sebelumnya, wafa tak bisa datang ke kampus karena tak bangun dan kadang sakit kepala. Sebuah alasan klasik yang sering kita dengar. Pagi ini luar biasa, wafa sempat untuk mencuci pakaian tanpa terlambat kuliah. Keajaiban di pagi hari. Tapi yang lebih ajaib adalah ketika wafa masuk kedalam kelas dan mengikuti perkuliahan wafa seperti tiba di masa depan. Seperti banyak yang hilang dari minggu-minggu sebelumnya dan tiba di masa depan. Tentu saja, wafa tak bisa apa-apa pagi ini. Melihat transformasi laplace yang secara ajaib memangkas berbagai metode-metode penyelesaian PDO homogen m

Hujan Senja Ini

Wafa tersadar dari tidur panjang nya. Mungkin sebenarnya tak panjang, hanya terlambat saja. Mulai membuka laptop dan berfikir. Apa yang harus di tulis?. Pertanyaan itu mulai membuat bingung dan kebingunan itu membuat semakin binung. Jadi, wafa binung karena dia bungung. Lalu ingat kata kang pidi -- tulis saja. Lalu wafa mulai menulis kata pertama yaitu namanya sendiri. Di Ujung Sana Mulai muncul ide-ide di dalam fikiran wafa. Kata demi kata mulai di rangkai dan di munculkan dalam tulisan. Tak banyak, hanya segelintir kata-kata saja, lalu muncul kata-kata lain setelah menulis kata itu. Mungkin tak akan putus jika di teruskan. Kata-kata air yang muncul dari mata air fikiran. Menulis memang sangat menyenangkan. Terkadang, wafa seperti keluar dari dunia fisik dan membuat waktu berjalan dengan kecepatan berbeda di kedua dunia. Sepertinya baru beberapa menit saja, tapi dalam dunia fisik waktu sudah hampir menempuh satu jam. Kembali lagi ke dalam dunia fisik adalah cara yang mudah.

Kita Terlahir Sebagai Selembar Kertas Putih

Setiap diri akan dilahirkan sebagai selembar kertas putih. Pengalam-pengalaman diri akan mewarnai setiap milimeter kertas putih tersebut. Apakah mewarnai dengan pensil ataukah dengan tinta-tinta hitam dan emas? itu urusan nanti. Tapi ingatlah, setiap goresan pada kertas tersebut adalah diri kita sendiri yang melakukanya. Bahkan apakah kita akan melukis, mencoret atau hanya membuat titik berwarna semua bergantung kepada pilihan setiap individu dari pengalaman yang akan dilaluinya. Setiap diri pun boleh memilih untuk tetap membiarkan dan tak pernah mencoba melukisnya. Kita bisa juga menghapus setiap coretan itu, jika kita tau itu bukan tinta. Melainkan pensil-pensil pengalaman kehidupan. Mari, kita mulai perjalanan panjang untuk melukis kertas putih itu dengan pensil dengan gambar yang indah. Jika terjadi kesalahan, kita bisa mulai menghapusnya -- meskipun tak banyak yang bisa di hapus dengan sempurna.Tekanan-tekanan pensil di kertas itu tak akan pernah bisa dihapus dan akan selalu me

Kosong

__, sepertinya ini yang paling cocok menggambarkan hati dan hari wafa beberapa minggu ini. Dimulai dengan proses memperbaiki jam tidur, mencoba membaca buku, dan mencoba tidur lagi. Semangat yang sepertinya mulai luntur, bercampur pikiran-pikiran seperti guntur dengan eksekusi yang seperti lumpur. Setiap proses harus wafa lalui dengan berbagai hal yang .,.. Sudahlah, aku bingung. cuma biar ada gambar.

Cahaya oh Cahaya

Apakah kita masih punya waktu untuk membaca sebuah buku di sore yang mendung ditemani secangkir teh hangat dengan menatap puncah merapi? Wafa mengajak kita semua untuk mulai merenungkan, apakah kita masih bisa menjadi diri kita sendiri, atau ternyata kita termasuk dari budak dunia . Dalam diam, wafa mulai melihat dan memahami kehidupan yang nyata ini serta penuh dengan tipu daya. Jangan sampai kita hanya masuk kedalam lingkaran setan yang tak pernah membuatmu bahagia. Waktu berjalan terus, apakah kamu menikmatinya? Ataukah, kamu merelakan waktumu yang berharga untuk menyakiti dirimu sendiri dengan berharap bahagia kelak? Sesungguhnya, mengejar kebahagiaan adalah kesakitan yang nyata dan pasti. Karena ketika mau mencari kebahagiaan itu, kamu sebenarnya merasa dalam sebuah ketidakbahagiaan. Semua kebahagiaan yang sebenarnya berada di sekelilingmu akan sirna dan tertutupi oleh buai  indah dari otakmu yang yakin akan kebahagiaan kelak. Ingatlah, mencari pengalaman positi

Aku Bukan Wafa

Sering kali aku cerita tentang wafa, bahkan mungkin selalu. Tapi, apakah aku wafa? Sepertinya bukan, aku adalah blog milik wafa. Bahkan sekarang aku bukan wafa. Sampai sekarang aku tak punya nama, mungkin karena aku adalah aku. Aku adalah tempat wafa bercerita tentang hidupnya, tak seperti jarvis di film Iron Man, aku tak secerdas itu. Aku hanya mengingat dan menceritakanya kembali. Karena aku yakin ingatanku kuat untuk menceritakan ulang semuanya. Seperti yang sudah kujelaskan di atas, aku bukan wafa. Aku hanya diam disini dan menunggu orang-orang melihatku dan mengerti apa yang aku ceritakan. Meskipun, sebenarnya aku tak punya bahan cerita. Aku hanya menyampaikan apa yang wafa ceritakan kepadaku, pun tak semua dapat aku ceritakan padamu apa yang wafa ceritakan. Aku sering melihat kamu beberapa kali mencoba memahami cerita-ceritaku, tapi aku tak pernah memberitahukanya kepada wafa. Hanya beberapa hal saja yang aku yakin menjaga privasimu. Aku juga sering melihat wafa bingung, kare

Tuntas

Sebuah kata yang mungkin harus wafa renungkan sekarang. Kata yang selalu membayangi wafa tiap hari di pagi dan malam. Bukan selesai tapi tuntas, sebuah kata yang mirip tapi berbeda. Karena perjalanan masih panjang dan tak akan selesai dengan cepat. Tetapi tuntas ketika hal-hal yang wafa mulai telah terlaksanan dengan baik. Sebercik cahaya --0-0-- Ketika pagi di februari ini, wafa mulai menyadari hal yang sederhana tapi sangat penting, yakni ketika apa yang telah dimulai perlu dituntaskan. Tetapi, wafa tidak. Banyak hal yang sudah wafa mulai tapi belum di tuntaskan. Mulai dari beberapa draf postingan blog, novel si cantik, janji-janji dan banyak lagi. Hal ini sering membebani wafa, mungkin inilah penyebab mengapa wafa belakangan ini kurang merasakan kebahagiaan. Kini wafa bertekat untuk menuntaskan satu per satu hal yang wafa pernah mulai. Tentu saja yang wafa ingat sejauh ini, karena memang ingatan seseorang terbatas. Wafa juga teringat filosofi orang jawa yang musti

Sekelumit Kegiatan Di Desa

Liburan hampir usai, waktu-waktu kosong hampir hilang. Sekarang, waktunya wafa kembali kepada aktifitasnya sebagai mahasiswa. Lagi, wafa harus meninggalkan kampung halaman untuk beberapa bulan kedepan. Beberapa rencana telah di siapkan untuk wafa selama di Jogja kota yang istimewa. Tetapi sebelum wafa berangkat ke Jogja, wafa mencoba mengingat kembali apa-apa saja yang wafa lakukan selama liburan ini. Memasak Bubur Tak banyak yang wafa lakukan selama liburan ini selain makan dan tidur. Sebuah perbaikan gizi katanya, dengan makan dan tidur yang terjamin. Tak seperti di saat di Kosan, Wafa tak perlu memikirkan lagi harus makan kemana dan makan apa. Wafa hanya perlu ke dapur lalu mengambil nasi dan lauk sepuasnya (yang penting satu rumah kebagian). Dalam sehari wafa bisa sampai empat kali makan. "Hadeh faa.. banyak amat makanmu". Mungkin memang sudah dasarnya begini, meskipun makan banyak tetap saja badan segini-gini aja. Dalam hal tidur, wafa tak banyak cerita. Mung

Hampir Menikah

"Njal, udah tidur", wafa mencoba chat untuk ajak bicara. "Belum waff", "Aku mau cerita". *** Pagi ini, wafa berencana pergi ke tempat salah satu sahabatnya. Rumahnya tak jauh, sekitar beberapa kilometer  dari sini. Sebelum kesana, wafa berniat untuk mandi dan berpakaian rapi. Tetapi, tiba-tiba Ibu menghalangi niatan wafa. Bukan niatan untuk pergi, tapi niatan untuk mandi. Karena, sekarang ibu sedang menguras bak mandi dan membersihkannya. Kemudaian wafa rebahan di kursi dengan handuk yang menggulung lehernya. Barulah ceritanya dimulai. Tiba-tiba wafa berada di tempat yang sangat ramai. Dalam pikiranya, wafa merasa berada di tempat dimana pernikahanya akan di laksanakan. Sangat ramai sekali, banyak orang berdatangan. Tetapi, wafa sedang menunggu pengantin perempuanya yang tak kunjung datang. Beberapa orang terlihat sedang melakukan prosesi pernikahan juga seperti yang akan dilakukan wafa, hanya saja mereka sekarang berada di pesta pernikahan orang l