Ini adalah tentang buku yang wafa baca belakangan ini. Memang belum sampai tuntas, tapi wafa sudah menangkap sebagian apa yang ada didalam buku tersebut. Sebuah konsep yang sangat menarik, yakni "Hadir disini dan saat ini".
---
Ceritanya dimulai pada hari jumat ketika wafa bangun pagi dan berangkat kuliah. Seperti biasa, terlambat masuk beberapa menit. Kelas tentu sudah sangat penuh. Akhirnya wafa duduk di bangku paling belakang. Dengan suara bapak dosen yang pelan dan tulisan di papan tulis yang kecil.
Ketika itu, wafa melihat kekanan dan kiri. Memperhatikan orang memang sudah menjadi kegemaran wafa. Lalu, wafa teringat konsep ini.
Dunia maya menjadi dunia baru yang hampir setiap orang masuk dan keluar sesuka hatinya. Begitupun ketika kuliah berlangsung. Banyak yang membuka gadget-nya yang begitu canggi, lalu asyik scroll dengan jempolnya untuk melihat sekeliling dunia itu. Sampai-sampai banyak yang lupa dengan apa yang ada didepannya -- kuliah yang kadang membosankan. Dunia baru itu kadang sering menggantikan dunia yang nyata ini.
Tak hanya itu, banyak meme dan video di internet yang membahas tentang ini. Bagaimana hubungan antar manusia kini berubah. Kadang bercakap-cakap secara langsung sudah menjadi semakin jarang, tergantikan oleh dunia baru. Bahkan wafa sampai menulis bagaimana pengalamannya hadir di acara makan bersama yang semuanya asyik dengan dunianya sendiri.
---
Banyak dari kita yang lupa, dimana kita sekarang. Konsep ini mengajarkan kita untuk hadir disini dengan diri kita sendiri, menghadapi apa yang ada didapan. Kita sering hadir tapi tak hadir. Duduk di bangku kuliah tapi sebenarnya kita masuk kedunia maya itu.
Coba pikir kembali, dimana kamu sekarang?
Cobalah untuk hadir di tempat dimana kamu berada.
Bukankan ngobrol saat makan bersama jauh lebih membahagiakan daripada melihat orang-orang pamer di Instagram?, atau nyuapin sesendok nasi+telur itu jauh lebih romantis daripada komen facebook?
Bukan berarti kamu tidak boleh membuka dunia maya, tapi ada waktu yang lebih tepat untuk membuka itu.
---
Tak hanya masalah tempat, tapi juga masalah waktu. Melihat orang-orang yang penuh ambisi membuat wafa semakin tertarik. Ketika wafa masih SMA, wafa sering melihat teman-temannya memikirkan dia mau kuliah dimana, kerja apa, lalu mau S2 atau tidak, dll. Tapi itu membuat dia semakin stress dan justru melupakan hal yang jauh lebih penting, yakni bagaimana menuntaskan sekolah ini dengan baik. Toh pada akhirnya, dia tidak kuliah sesuai rencana awal dan rencananya berubah total.
Memikirkan masa depan memang boleh, tapi yang terpenting adalah bagaimana saat ini. Karena masa depan adalah akibat dari apa yang kita lakukan saat ini.
---
---
Ceritanya dimulai pada hari jumat ketika wafa bangun pagi dan berangkat kuliah. Seperti biasa, terlambat masuk beberapa menit. Kelas tentu sudah sangat penuh. Akhirnya wafa duduk di bangku paling belakang. Dengan suara bapak dosen yang pelan dan tulisan di papan tulis yang kecil.
Ketika itu, wafa melihat kekanan dan kiri. Memperhatikan orang memang sudah menjadi kegemaran wafa. Lalu, wafa teringat konsep ini.
Berenang Bersama |
Dunia maya menjadi dunia baru yang hampir setiap orang masuk dan keluar sesuka hatinya. Begitupun ketika kuliah berlangsung. Banyak yang membuka gadget-nya yang begitu canggi, lalu asyik scroll dengan jempolnya untuk melihat sekeliling dunia itu. Sampai-sampai banyak yang lupa dengan apa yang ada didepannya -- kuliah yang kadang membosankan. Dunia baru itu kadang sering menggantikan dunia yang nyata ini.
Tak hanya itu, banyak meme dan video di internet yang membahas tentang ini. Bagaimana hubungan antar manusia kini berubah. Kadang bercakap-cakap secara langsung sudah menjadi semakin jarang, tergantikan oleh dunia baru. Bahkan wafa sampai menulis bagaimana pengalamannya hadir di acara makan bersama yang semuanya asyik dengan dunianya sendiri.
---
Banyak dari kita yang lupa, dimana kita sekarang. Konsep ini mengajarkan kita untuk hadir disini dengan diri kita sendiri, menghadapi apa yang ada didapan. Kita sering hadir tapi tak hadir. Duduk di bangku kuliah tapi sebenarnya kita masuk kedunia maya itu.
Coba pikir kembali, dimana kamu sekarang?
Cobalah untuk hadir di tempat dimana kamu berada.
Bukankan ngobrol saat makan bersama jauh lebih membahagiakan daripada melihat orang-orang pamer di Instagram?, atau nyuapin sesendok nasi+telur itu jauh lebih romantis daripada komen facebook?
Bukan berarti kamu tidak boleh membuka dunia maya, tapi ada waktu yang lebih tepat untuk membuka itu.
---
Tak hanya masalah tempat, tapi juga masalah waktu. Melihat orang-orang yang penuh ambisi membuat wafa semakin tertarik. Ketika wafa masih SMA, wafa sering melihat teman-temannya memikirkan dia mau kuliah dimana, kerja apa, lalu mau S2 atau tidak, dll. Tapi itu membuat dia semakin stress dan justru melupakan hal yang jauh lebih penting, yakni bagaimana menuntaskan sekolah ini dengan baik. Toh pada akhirnya, dia tidak kuliah sesuai rencana awal dan rencananya berubah total.
Memikirkan masa depan memang boleh, tapi yang terpenting adalah bagaimana saat ini. Karena masa depan adalah akibat dari apa yang kita lakukan saat ini.
---
Komentar
Posting Komentar