Menjadi seorang kesatria perang di zaman data memang begitu sulit, karena musuhnya bukan orang lain, diri sendiri adalah musuh sekaligus raja yang kita berbakti padanya. Apa yang kita katakan bak titah raja yang harus dilaksanakan, apapun yang terjadi harus diperjuangkan. Setiap kata yang terucap adalah janji abadi. Musuhnya adalah rasa malas kita untuk melakukannya. Menepati janji memang berat, itulah kenapa aku menyebutnya kesatria.
Aku sedang protes kepada aku. |
Perang tiada akhir dalam diri akan berdampak pada setiap orang yang bertemu. Kami para kesatria punya prinsip-prinsip yang harus ditepati, bahkan kita berani untuk pergi ketika prinsip kami dilanggar dan tidak dihargai.
Begitulah sedikit gambaran bagaimana menjadi kesatria hari ini.
---
Kemarin, aku dan dia melakukan perjalanan panjang, untuk menonton manusia semut. Membahas tentang cinta sepanjang perjalanan. Cerita tentang bagaimana aku memandang hidup dan cinta aku ceritakan disana. Aku harus menjadi seorang kesatria, ketika sudah berkomitmen maka harus ditepati, ketika sudah berjanji harus ditepati. Jika aku sudah berkata ya, maka memang iya. Ketika aku sudah menjalani kata "pacaran" maka ketika ditantang untuk "menikah" maka harus jawab "Ya". Seorang kesatria tak akan merendahkan pasangannya dengan mempermainkan keseriusan untuk tetap bersama dan tak memberikan pasangannya ruang untuk menjadi tuan putri. Juga tak akan merendahkan dirinya sendiri dengan tidak mampu untuk berbuat lebih, kami tak akan mundur sebelum perang. Tapi kami menyusun strategi sebelum perang.
Seorang kesatria tau betul dimana posisinya, menempatkan sikap kepada suatu hal. Ketika aku sedang fase protes, maka aku akan tetap protes. Tapi, kesatria tak punya dendam, ketika pergelutan selesai maka sudah selesai. Ketika perjuangan akan menyakiti satu pihak hari ini, maka ya selesai untuk hari ini. Aku tak pernah dendam atau benci pada seseorang. Aku hanya benci pada tindakannya, tindakan yang spesifik itu saja, sisanya tetap baik. Beginilah kesatria membuat penilaian.
"Itu namanya gantle man, mas.", katanya. Aku menyebutnya kesatria.
---
Memang tak semua janji bisa ditepati, begitupun tak semua perang bisa dimenangkan. Namun, yang kita lihat adalah perjuangannya, begitupun Tuhan melihat pejuang perang dan memberinya hadiah syahid.
Bagaimana saya bisa menjadi kesatria? -- Berajanjilah, lalu tepati.
Komentar
Posting Komentar