Langsung ke konten utama

Menantang Takut

Sebuah foto yang di pagi hari yang dingin di jogja, diatas hamparan bumi yang tak datar.

Wafa duduk menghadap utara

Perjalanan memang tak berhenti disini. Setiap langkah dalam hidup adalah sebuah perjalanan yang perlu kita cintai dan kita perhatikan, setiap langkah itulah bukti kalau kita hidup. Sebuah jejak dari nabi Ibrahim A.S menjadi sangat penting karena membuktikan dirinya pernah ada disitu. Mungkin jejak wafa tak pernah menjadi sepenting itu, tapi paling tidak cukup penting bagi diri wafa sendiri. Setiap hal besar dalam perjalanan wafa kadang hanya disebabkan oleh hal-hal kecil, seperti kepakan sayap kupu-kupu yang bisa menghasilkan badai. Sebuah pemikiran dan ajakan "yok.." pun bisa menjadi sebab terjadinya perjalanan besar.

Beberapa hal perlu dilawan untuk mendapatkan perjalanan yang sempurna, termasuk rasa takut. Seperti anomali air, yang membuat es tak didasar agar ikan-ikan di dalam laut tetap hidup karena temperatur yang tak beku, serta membuat hewan-hewan tahan beku bisa berdiri tegak diatas pulau-pulau es.

Tepat tanggal 18 November 2019, wafa mencoba melawan rasa takut. Berangkat jam 3 malam untuk pergi menghadap hanparan megah ciptaanNya. Membuat diri merasa kecil tak berdaya dan membuat setiap orang tak mungkin tak percaya adanya sang pencipta. Meskipun, wafa tak paham apakah ini nyata atau hanya ada dalam pikiran wafa yang sesungguhnya disimpan didalam tempat yang tak pernah wafa bayangkan. Atau mungkin wafa hanyalah sebuah neuron-neuron yang terhubung dengan teman-temannya lalu membuat dua hal yang ada dalam proses pengiriman sinyal antar neuron itu. Yakni wafa yang merasa berfikir, dan wafa yang terdalam.

Wafa yang merasa berfikir adalah wafa yang merasa dirinya nyata, mencoba mengambil keputusan, merasa egois, emosional dan menganggap dirinya penguasa. Wafa yang terdalam adalah wafa yang tak punya permintaan apa-apa, yang hening dan kosong. Mungkin ketika wafa merasa berfikir dan mengambil keputusan hanyalah sebuah perintah dari wafa yang teradalam yang sebenarnya adalah keputusan dari sang pengusa jagad.

Mungkin itulah yang pernah ada dalam pencarian tradisi-tradisi terdahulu yang melihat tuhan adalah keheningan dalam diri, sehingga apa yang terjadi dalam diri dan apa yang dilakukan adalah semua kehendak dari dari keheningan dan kekosongan itu.

Mungkin ini akan semakin berat jika dilanjutkan, maka wafa hanya akan bercerita pengalamannya menantang rasa takut untuk bisa hadir untuk melihat hamparan pulau jawa dari sebuah kebun diatas gunung di selatan.

Wafa berangkat dengan jalanan yang sangat sepi, hanya orang-orang yang hidup di pagi hari yang berkeliaran di jalanan, dan itupun sangat sedikit. Dari sini rasa takut pun datang, tapi harus dilawan. Mencoba melewati jalur-jalur paling ramai di jogja, tapi itupun tetap seperti jalan-jalan paling sepi di jogja. Sungguh suatu pengalaman baru bagi wafa untuk menembus kota jogja di pagi sedingin dan sesepi ini.

Perjalanan yang sepi dari awal ketika naik motor sampai tempat tujuan yang cukup jauh. Melawan kabut saat melewati gunung. Wafa hanya bisa melihat beberapa meter di depan. Dingin... Ternyata apa yang ada dalam film ketika kabut adalah nyata. Sebuah pengalaman pertama yang berharga.

Meskipun sempat sedikit-sedikit kesasar, tapi semua itu terbayarkan. Wafa bisa melihatnya. Melihat keindahan itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terbang Bersamamu

*** Wafa bertemu dengan si cantik di sebuah bukit. Itu bukit yang benar benar indah, pemandangan sekeliling begitu indah. Perbukitan ini belum pernah wafa lihat sebelumnya. Terhampar bukit-bukit yang begitu menyejukkan mata. Kali ini wafa tidak membawa motor merah kesayanganya, tetapi membawa sepeda biru. Sepeda biru dengan tempat duduk di bagian belakang. Si cantik pun duduk di belakang dengan memeluk wafa. Sungguh ini merupakan pengalaman pertama wafa di peluk oleh seorang gadis. Jantung wafa pun berdetak kencang, wafa sampai tak bisa berkata-kata. Seirirng berjalanya waktu, wafa mulai terbisa dan mencoba untuk bertingkah biasa saja. Seperti di film-film, wafa dan si cantik naik sepeda di atas sebuah bukit dengan si cantik yang memeluk erat wafa. Wafa menggoes sepedanya semakin cepat melewati sebuah jembatan. Wafa dan si cantik asik bercakap-cakap, sambil menikmati pemandangan perbukitan yang begitu indah. Ini merupakan pengalaman yang berharga bagi wafa, tidak hanya me...

Tugas Kuliah Yang Menggila

Tugas Kuliah, mungkin kalian akan selalu mendengar itu jika kalian sedang menempuh pendidikan tinggi. Bagaimana jika tugas kuliah sangat banyak?, mungkin kamu akan kualahan untuk mengerjakannya. Saat kuliah, kita dituntut untuk dapat mengatur waktu dengan baik. Bagaimanapun kita tidak akan lepas dari kegiatan-kegiatan diluar kuliah. Berikut ini akan aku ceritakan bagaimana pengalamanku dari semester 1 sampai semester 4 dan peningkatan tugasku. Semester 1 Semester pertama adalah semester dimana transisi dari dunia SMA meuju dunia perkuliahan. Sangat terasa bagaimana perbedaan yang mendalam antara SMA dan Kuliah. Saat SMA setiap pelajaran terjadwal dengan rapih. Tetapi, saat kuliah jadwal memang terjadwal, tapi terkadang ada kuliah pengganti yang jadwalnya bisa kapan saja, bahkan hari minggu atau hari libur lainya. Tetapi, pada semester ini tugas sangat jarang sekali. Mungkin kita akan merindukan yang namanya tugas itu. Tidak seperti jurusan lain yang pada semester pertama disib...

Membuat Pinhole Camera

Aku dan Niken Kamera lubang jarum, itu nama tugas kuliah kami dalam matakuliah optika. Kamera ini adalah kamera yang menurut saya paling sederhana, karena tanpa menggunakan lensa. Mungkin banyak yang bertanya bagaimana mungkin membuat kamera tanpa lensa. Tapi, ini memang bisa dan memang terbukti. Kami ditugaskan untuk membuat kamera tersebut dengan biaya yang murah dan dengan kualitas yang sebagus mungkin. Kualitas dalam hal ini adalah kualitas gambar dari kamera yang kami buat. Membuat kamera menjadi hal yang penting untuk memenuhi tugas kami. Aku membuat kamera dengan peralatan dan bahan yang sederhana. Bahan yang yang aku gunakan adalah  dari kardus dan aku rekatkan menggunakan lakban . Membuatnya memang mudah, tapi untuk mendapatkan kualitas yang sebaik mungkin perlu banyak perhitungan dan perumusan. Disinilah letak tantangan dari tugas ini, yang kami sebut game. Aku membuat kamera ini bersama Niken. Kami membuatnya di salahsatu asrama di jogja. Membuatnya memang muda...

Jalan-Jalan Malam di Bandar Lampung

Kali ini, aku berada di Bandar Lampung. Menikmati bagaimana keadaan malam hari di Bandar Lampung. Saat itu aku masih liburan dan aku pergi berkunjung ke teman-temanku di Bandar Lampung. Aku menginap di kosan temanku yang bernama Ignatius Sandra . Dia merupakan teman akrabku sejak duduk di bangku SMP. Bandar Lampung di malah hari, merupakan hal baru bagiku. Biasanya aku hanya ke Bandar Lampung saat siang hari dan hanya pada acara-acara tertentu saja. Kali ini berbeda, kami memang memutuskan untuk mencari tau bagaimana keadaan kota Bandar Lampung yang merupakan ibu kota dari provinsi Lampung. Sepertinya akan seru dan menarik perjalananku malam ini. Kami mulai berangkat sekitar jam 8 malam. Kami menuju bunderan gajah, disini katanya ramai dikunjungi orang untuk menghabiskan malam. Awal kami sampai disana, memang sekikit ramai dengan orang-orang yang sekedar nongkrong dan berfoto serta berkumpul dengan teman-teman. Tidak berapa lama kami pun merasa bosan karena tidak ada hal yang me...

Waiting for Iridium Flare

 "Waiting for Iridium Flare" Kenapa namanya seperti itu? penjelasan adalah Overview Effect . Terinspirasi dari sebuah keadaan yang dirasakan astronot saat melihat bumi dari luar angkasa. Sebuah kesadaran penuh untuk melihat dunia secara berbeda.  a state of awe with self-transcendent qualities, precipitated by a particularly striking visual stimulus. Meskipun aku tak yakin apa yang aku rasakan itu sama persi seperti yang dirasakan astronot, tapi aku merasa berbeda ketika melihat langit yang luas. Aku, kamu dan bumi ini hanya debu tak berguna di hamparan alam semesta. Kamu pernah membayangkan jika bumi ini hanya debu yang melayang-layang tak berguna? ya mungkin seperti itu. Lalu kenapa kita harus punya konflik, politik, iri, dengki dan lainya? itu sudah tak penting lagi. Aku berpikir, kita ini kecil, sangat kecil. Apa yang membuat kita besar? hanya persaan sombong yang merasa diri ini penting. Mungkin inilah pengalamanku memahami aku adalah hamba dari Tuhan yang maha luas. Aku...