Ceritanya dimulai ketika wafa ditanya, "Apa kekhawatiranmu, fa?"
Kemudian wafa mulai befikir kembali hal-hal yang sempat terfikirkan. Hal yang sangat tidak mungkin jika seseorang tak punya ke khawatiran. Karena, hanya inilah yang membedakan manusia dan makhluk hidup lain di bumi. Memang hanya manusia, seekor sapi tak pernah khawatir bahwa esok dia tak dapat makan. Sedangkan manusia, selalu khawatir esok sapi nya tak dapat makan, sehingga manusia mencari rumput untuk esok hari.
Lalu apa yang sebenarnya wafa khawatirkan?
Sepertinya wafa tak bisa ceritakan disini.
Tetapi, wafa akan coba bahas apa yang sering orang khawatirkan.
Yang pertama adalah tentang dirinya dirinya sendiri.
Ketika urum sudah mulai banyak, orang cenderung untuk memikirkan masa depannya. Dari sinilah ke khawatiran itu muncul. Hawatir apakah di masa mendatang mendapatkan peran di masyarakat, juga hawatir tidak mendapatkan tempat di masyarakat. Memang setiap orang memiliki peran masing-masing di masyarakat. Peranan ini dilahirkan dari pengalaman yang pernah dilakukan dahulu.
Selanjutnya hawatir, dengan dirinya sendiri yang tak terkendali. Setiap orang mungkin punya sisi ekstrim nya masing-masing, dengan standar yang berbeda untuk setiap orang. Perlunya pengendalian diri yang mantap.
Jadi, jika kamu merasa hawatir akan masa depanmu, tenanglah. Hampir semua orang merasakan itu, dan itu tandanya kamu benar-benar manusia yang berfikir.
Komentar
Posting Komentar