Dari dalam sebuah kereta, dimana kereta ini bergerak dari tengah-gengah jawa ke ibukota. Ditemani dinginya ac di setiap gerbong dan hangatnya mie dalam bungkus polimer tak sehat. Kemudian wafa memandang ke jendela dan mulai terfikirkan hal-hal menarik di fikiran wafa.
Cerita ini akan wafa mulai dari suatu malam di Yoagyakarta, dimana pada saat malam itu salah seorang teman wafa meminta pendapatnya tentang bagaimana tentang berpacaran. Sebuah hal yang mungkin banyak sekali orang yang sudah tahu dan mungkin melakukanya. Ikatan yang kurang jelas dan tak diakui negara. Ikatan yang hanya dua pribadi dalam keyakinan dan kepercayaan bahwa mereka akan bersatu.
Dalam kisah ini, tak jarang pula seorang hanya ingin mencoba saja bagaimana rasanya menjalin hubungan ini. Tak jarang, banyak orang terjerumus dan justru mendapatkan rasa sakit mendalam, rasa benci tak terkendali, dendam dan hal-hal lain yang tentunya tak diinginkan dan tak terbayangkan sebelumnya.
Sebenernya apa sih sebenarnya pacaran itu?, itulah hal pertama yang wafa pikirkan dan pertanyakan. Setelah lama wafa pikirkan, alami, dan amati dari teman-teman, wafa menyimpulkan bahwa pacaran merupakan kegiatan saling mengenal sebelum dua pribadi membangun bahtera rumah tangga dan berlayar di dunia nyata.
Tetapi, setelah lama akhirnya tujuan itu bergeser. Pacaran cenderung dinilai buruk oleh sebagian besar orang. Hal ini juga bukan tanpa alasan, pegeseran tujuan dan makna pacaran itulah penyebabnya. Pergeseran ini karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pacaran sudah melampaui batas.
"Pacaran tak sehat", mungkin itu sebutan yang cocok. Bagaimana ketika berpacaran banyak hal-hal negatif dilakukan. Seperti, berpegangnan tangan, berpelukan, berciuman atau bahkan lebih dari itu. Hal itu seharusnya dihindari, coba fikirkan bagaimana murahnya sebuah pribadi yang dibekali pikiran kemudian melakukan hal-hal itu.
Akibatnya, sebagian orang menghindari pacaran dan tak mau pacaran. Padahal, kita harus saling mengenal dan memahami satu sama lain sampai mendapatkan kecocokan. Banyak orang cenderung menutup diri karena menghindari pacaran.
"Apakah ketika kita masuk kandang ayam akan menjadi ayam?", sebuah kutipan yang mungkin cocok untuk memgambarkan pemikiran wafa. Ketika kita masuk kedunia pacaran apakah kita harus melakukan hal-hal negatif?, tentunya tidak. Meskipun berpacaran, kita harus tau batasan-batasan dan kita juga harus berpegang teguh pada prinsip. Memang sangat sulit, untuk dapat menghindari kegiatan-kegiatan buruk, seperti menghindari kotoran ayam di kandang ayam. Tapi percayalah, pacaran itu masih mungkin untuk tidak melakukan hal-hal sepeti berpegangan tangan, berpelukan dan berciuman apalagi lebih dari itu.
Ingatlah, tujuan awal dari berpacaran mengenal lebih dalam dari masing-masing pribadi sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan lebih mendalam.
Kereta Malam |
Cerita ini akan wafa mulai dari suatu malam di Yoagyakarta, dimana pada saat malam itu salah seorang teman wafa meminta pendapatnya tentang bagaimana tentang berpacaran. Sebuah hal yang mungkin banyak sekali orang yang sudah tahu dan mungkin melakukanya. Ikatan yang kurang jelas dan tak diakui negara. Ikatan yang hanya dua pribadi dalam keyakinan dan kepercayaan bahwa mereka akan bersatu.
Dalam kisah ini, tak jarang pula seorang hanya ingin mencoba saja bagaimana rasanya menjalin hubungan ini. Tak jarang, banyak orang terjerumus dan justru mendapatkan rasa sakit mendalam, rasa benci tak terkendali, dendam dan hal-hal lain yang tentunya tak diinginkan dan tak terbayangkan sebelumnya.
Sebenernya apa sih sebenarnya pacaran itu?, itulah hal pertama yang wafa pikirkan dan pertanyakan. Setelah lama wafa pikirkan, alami, dan amati dari teman-teman, wafa menyimpulkan bahwa pacaran merupakan kegiatan saling mengenal sebelum dua pribadi membangun bahtera rumah tangga dan berlayar di dunia nyata.
Tetapi, setelah lama akhirnya tujuan itu bergeser. Pacaran cenderung dinilai buruk oleh sebagian besar orang. Hal ini juga bukan tanpa alasan, pegeseran tujuan dan makna pacaran itulah penyebabnya. Pergeseran ini karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pacaran sudah melampaui batas.
"Pacaran tak sehat", mungkin itu sebutan yang cocok. Bagaimana ketika berpacaran banyak hal-hal negatif dilakukan. Seperti, berpegangnan tangan, berpelukan, berciuman atau bahkan lebih dari itu. Hal itu seharusnya dihindari, coba fikirkan bagaimana murahnya sebuah pribadi yang dibekali pikiran kemudian melakukan hal-hal itu.
Akibatnya, sebagian orang menghindari pacaran dan tak mau pacaran. Padahal, kita harus saling mengenal dan memahami satu sama lain sampai mendapatkan kecocokan. Banyak orang cenderung menutup diri karena menghindari pacaran.
"Apakah ketika kita masuk kandang ayam akan menjadi ayam?", sebuah kutipan yang mungkin cocok untuk memgambarkan pemikiran wafa. Ketika kita masuk kedunia pacaran apakah kita harus melakukan hal-hal negatif?, tentunya tidak. Meskipun berpacaran, kita harus tau batasan-batasan dan kita juga harus berpegang teguh pada prinsip. Memang sangat sulit, untuk dapat menghindari kegiatan-kegiatan buruk, seperti menghindari kotoran ayam di kandang ayam. Tapi percayalah, pacaran itu masih mungkin untuk tidak melakukan hal-hal sepeti berpegangan tangan, berpelukan dan berciuman apalagi lebih dari itu.
Ingatlah, tujuan awal dari berpacaran mengenal lebih dalam dari masing-masing pribadi sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan lebih mendalam.
Komentar
Posting Komentar