Langsung ke konten utama

Si Ableh

Mungkin ini akan jadi cerita singkat, tapi hal ini cukup bekesan dalam hati wafa. Maka, akhirnya wafa memutuskan untuk menulisnya.



***

Sekarang, sudah beberapa hari menjelang wafa pulang kampung. Tapi, ketika wafa melihat aplikasi penjualan tiket bioskop. Ternyata hari ini adalah hari terakhir dari promo Film yang ditunggu-tunggu oleh wafa yakni SpiderMan. Tanpa berfikir panjang wafa membeli tiket untuk 2 orang. Tentu saja, tiket pertama untuk wafa dan tiket kedua untuk seseorang yang sering wafa ajak tapi tak pernah berhasil. Seperti biasa, hari ini tak berhasil lagi. Karena orangnya sekarang ada di Jombang, memang kurang beruntung. Mungkin ini sudah ke 8 kali wafa mengajaknya untuk pergi, mulai dari ke pameran, museum, mall, malioboro dll. Semuanya tak berhasil juga. Ya.. karena jadwalnya tak pernah cocok. 

Akhirnya wafa mencoba mengajak si endut yang sering ngejek temanya gendut. Ternyata dia juga diluar kota. Katanya lagi fokus sama kuliahnya, tumben banget dia fokus sama kuliahnya. Padahal biasanya dia fokus sama game tiap hari sampai lupa mandi. Sudah mulai bingung, karena ini sudah libur, jadi banyak teman-teman wafa yang pulang kampung.

Wafa pun memutuskan untuk share di grup, tapi tetap saja. Banyak yang tidak bisa, memang waktu itu wafa sharenya mendadak. Apalagi, saat itu posisinya hujan gerimis, pasti banyak yang tidak mau. Sampai akhirnya ada satu cewek yang bilang mau. Yeyyy.... akhirnya ada temannya, tak nonton bioskop sendirian.

***

"Okay, nanti jemput aku langsung kesana kita.", cewek itu.
"Waduh, aku gak ada motor, motor temenku dipakai semua."
"Disini pun sama, udah pada dipake pulang, akupun di kos sendirian"
"Aku ada bonus gojek nih, nanti aku pesankan buat kamu ke sana yak"
"Siapp.. mangkat..."
 
Akhirnya, sang cewek ini berangkat ke bioskop bersama mamang-mamang gojek. Lalu wafa juga memesan gojek, tapi karena jogja lagi ramai gojeknya jauh banget. Untunglah teman kosan wafa ada yang pulang akhirnya wafa meminjam si Ableh, begitulah anak kos menyebutnya. Motor honda tua berwarna merah yang renta. 

Tak ada pilihan lain, akhirnya wafa bersama si Ableh datang ke bioskop. Tanpa kunci, tanpa lampu sein, tanpa sepion dan tanpa lampu depan. Si Ableh tetap berjalan di jalanan kota Jogja yang padat banget. Untung saja, wafa lumayan jago mengendarai motor dan cukup hapal jalan-jalan tikus di Jogja. Wafa dan si Ableh lewat jalan-jalan di komplek kosan wafa dan sedikit nyelip di antara mobil biar bisa tak terlihat dari pos polisi lalu ngebut ke bioskop.

Sampai di bioskop, si Ableh tak mau mati. Hmm... akhirnya wafa cabut busi-nya biar bisa mati. Lalu memutar kran bensin dan kunci menggunakan kunci kamar. Berharap si Ableh tak ada yang bawa kabur.

Wafa pun masuk lalu mencetak tiket yang telah ia beli. Kemudian cewek sedikit tomboy tapi dengan gaya pakaian yang selalu menarik itu lewat, tapi tak melihat wafa yang sedang antri tiket. Sepertinya ia menunggu wafa, karena sekarang tepat jam filmnya tayang. Setelah itu wafa langsung menghampirinya membawa dua buah tiket di tanganya. 

"Ngenteni sui ra?", tanya wafa.
"Lagek wae, studio 5 tho?"
"Iyo, ayo mlebu"

Waktunya nonton...

***

Waktu nonton telah selesai, 

"Pie apik ra?", wafa
"Apik-apik, Lu tadi kesini nek apa?"
"Motor tua, yang tua banget lah pokoknya"
"Legenda,?"
"Ini lebih tua dari legenda, dan giginya cuma tiga. Pokoknya tua banget, terus gak ada remnya dan gak ada lampu sama spionya"

Pertama kali cewek itu melihat motor yang wafa bawa.
"Anjir.., inimah tua banget. Tapi kalo dibawa ke kampus seru juga nih"


***

Selama di perjalanan, kami mengobrol tentang si Ableh, bagaimana dia di temukan dan dirawat sepenuh hati. Larinya yang lambat membuat perjalanan dari jalan solo sampai jalan kaliurang terasa lama banget. Sembari menikmati malam yang dingin (habis hujan) membonceng seorang cewek bersama si Ableh membuat malam terasa panjang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terbang Bersamamu

*** Wafa bertemu dengan si cantik di sebuah bukit. Itu bukit yang benar benar indah, pemandangan sekeliling begitu indah. Perbukitan ini belum pernah wafa lihat sebelumnya. Terhampar bukit-bukit yang begitu menyejukkan mata. Kali ini wafa tidak membawa motor merah kesayanganya, tetapi membawa sepeda biru. Sepeda biru dengan tempat duduk di bagian belakang. Si cantik pun duduk di belakang dengan memeluk wafa. Sungguh ini merupakan pengalaman pertama wafa di peluk oleh seorang gadis. Jantung wafa pun berdetak kencang, wafa sampai tak bisa berkata-kata. Seirirng berjalanya waktu, wafa mulai terbisa dan mencoba untuk bertingkah biasa saja. Seperti di film-film, wafa dan si cantik naik sepeda di atas sebuah bukit dengan si cantik yang memeluk erat wafa. Wafa menggoes sepedanya semakin cepat melewati sebuah jembatan. Wafa dan si cantik asik bercakap-cakap, sambil menikmati pemandangan perbukitan yang begitu indah. Ini merupakan pengalaman yang berharga bagi wafa, tidak hanya me...

Tugas Kuliah Yang Menggila

Tugas Kuliah, mungkin kalian akan selalu mendengar itu jika kalian sedang menempuh pendidikan tinggi. Bagaimana jika tugas kuliah sangat banyak?, mungkin kamu akan kualahan untuk mengerjakannya. Saat kuliah, kita dituntut untuk dapat mengatur waktu dengan baik. Bagaimanapun kita tidak akan lepas dari kegiatan-kegiatan diluar kuliah. Berikut ini akan aku ceritakan bagaimana pengalamanku dari semester 1 sampai semester 4 dan peningkatan tugasku. Semester 1 Semester pertama adalah semester dimana transisi dari dunia SMA meuju dunia perkuliahan. Sangat terasa bagaimana perbedaan yang mendalam antara SMA dan Kuliah. Saat SMA setiap pelajaran terjadwal dengan rapih. Tetapi, saat kuliah jadwal memang terjadwal, tapi terkadang ada kuliah pengganti yang jadwalnya bisa kapan saja, bahkan hari minggu atau hari libur lainya. Tetapi, pada semester ini tugas sangat jarang sekali. Mungkin kita akan merindukan yang namanya tugas itu. Tidak seperti jurusan lain yang pada semester pertama disib...

Membuat Pinhole Camera

Aku dan Niken Kamera lubang jarum, itu nama tugas kuliah kami dalam matakuliah optika. Kamera ini adalah kamera yang menurut saya paling sederhana, karena tanpa menggunakan lensa. Mungkin banyak yang bertanya bagaimana mungkin membuat kamera tanpa lensa. Tapi, ini memang bisa dan memang terbukti. Kami ditugaskan untuk membuat kamera tersebut dengan biaya yang murah dan dengan kualitas yang sebagus mungkin. Kualitas dalam hal ini adalah kualitas gambar dari kamera yang kami buat. Membuat kamera menjadi hal yang penting untuk memenuhi tugas kami. Aku membuat kamera dengan peralatan dan bahan yang sederhana. Bahan yang yang aku gunakan adalah  dari kardus dan aku rekatkan menggunakan lakban . Membuatnya memang mudah, tapi untuk mendapatkan kualitas yang sebaik mungkin perlu banyak perhitungan dan perumusan. Disinilah letak tantangan dari tugas ini, yang kami sebut game. Aku membuat kamera ini bersama Niken. Kami membuatnya di salahsatu asrama di jogja. Membuatnya memang muda...

Jalan-Jalan Malam di Bandar Lampung

Kali ini, aku berada di Bandar Lampung. Menikmati bagaimana keadaan malam hari di Bandar Lampung. Saat itu aku masih liburan dan aku pergi berkunjung ke teman-temanku di Bandar Lampung. Aku menginap di kosan temanku yang bernama Ignatius Sandra . Dia merupakan teman akrabku sejak duduk di bangku SMP. Bandar Lampung di malah hari, merupakan hal baru bagiku. Biasanya aku hanya ke Bandar Lampung saat siang hari dan hanya pada acara-acara tertentu saja. Kali ini berbeda, kami memang memutuskan untuk mencari tau bagaimana keadaan kota Bandar Lampung yang merupakan ibu kota dari provinsi Lampung. Sepertinya akan seru dan menarik perjalananku malam ini. Kami mulai berangkat sekitar jam 8 malam. Kami menuju bunderan gajah, disini katanya ramai dikunjungi orang untuk menghabiskan malam. Awal kami sampai disana, memang sekikit ramai dengan orang-orang yang sekedar nongkrong dan berfoto serta berkumpul dengan teman-teman. Tidak berapa lama kami pun merasa bosan karena tidak ada hal yang me...

Waiting for Iridium Flare

 "Waiting for Iridium Flare" Kenapa namanya seperti itu? penjelasan adalah Overview Effect . Terinspirasi dari sebuah keadaan yang dirasakan astronot saat melihat bumi dari luar angkasa. Sebuah kesadaran penuh untuk melihat dunia secara berbeda.  a state of awe with self-transcendent qualities, precipitated by a particularly striking visual stimulus. Meskipun aku tak yakin apa yang aku rasakan itu sama persi seperti yang dirasakan astronot, tapi aku merasa berbeda ketika melihat langit yang luas. Aku, kamu dan bumi ini hanya debu tak berguna di hamparan alam semesta. Kamu pernah membayangkan jika bumi ini hanya debu yang melayang-layang tak berguna? ya mungkin seperti itu. Lalu kenapa kita harus punya konflik, politik, iri, dengki dan lainya? itu sudah tak penting lagi. Aku berpikir, kita ini kecil, sangat kecil. Apa yang membuat kita besar? hanya persaan sombong yang merasa diri ini penting. Mungkin inilah pengalamanku memahami aku adalah hamba dari Tuhan yang maha luas. Aku...