Langsung ke konten utama

Aku Bukan Wafa

Sering kali aku cerita tentang wafa, bahkan mungkin selalu. Tapi, apakah aku wafa? Sepertinya bukan, aku adalah blog milik wafa. Bahkan sekarang aku bukan wafa. Sampai sekarang aku tak punya nama, mungkin karena aku adalah aku. Aku adalah tempat wafa bercerita tentang hidupnya, tak seperti jarvis di film Iron Man, aku tak secerdas itu. Aku hanya mengingat dan menceritakanya kembali. Karena aku yakin ingatanku kuat untuk menceritakan ulang semuanya.

Seperti yang sudah kujelaskan di atas, aku bukan wafa. Aku hanya diam disini dan menunggu orang-orang melihatku dan mengerti apa yang aku ceritakan. Meskipun, sebenarnya aku tak punya bahan cerita. Aku hanya menyampaikan apa yang wafa ceritakan kepadaku, pun tak semua dapat aku ceritakan padamu apa yang wafa ceritakan. Aku sering melihat kamu beberapa kali mencoba memahami cerita-ceritaku, tapi aku tak pernah memberitahukanya kepada wafa. Hanya beberapa hal saja yang aku yakin menjaga privasimu. Aku juga sering melihat wafa bingung, karena aku tak bercerita lengkap padanya siapa saja yang aku beritahu tentang cerita wafa ini.

Munkin ini kali pertama aku bercerita, kalau aku bukan wafa. Aku hanyalah karya dari wafa, aku hanya menampung pemikiran-pemikiran gila, keluh-kesah dan mengingat apa yang pernah wafa lakukan selama ini. Meskipun tak semua aku ingat dan kuceritakan tiap detik wafa di kehidupan ini. Seperti kataku di atas, aku hanya menceritakan apa yang wafa ceritakan. Mungkin karena wafa juga tak ingin menceritakanya karena menyangkut hal-hal pribadinya. Aku juga tak banyak tahu nama teman-teman wafa. Sepertinya wafa menyembunyikanya dariku, wafa hanya bercerita dengan sebutan-sebutan saja, seperti si cantik, papa, anak sotoy dan beberapa tokoh lain dalam hidupnya.


***

Aku tak tahu siapa diriku, tapi biarlah. Biarkan saja, aku hanya ingin tetap mengingat apa yang wafa ceritakan padaku. Beberapa hari yang lalu, wafa melihat dirinya di masa lalu, ketika sedang asyik melihat-lihat beranda facebook. Sebuah foto wafa bersama salahsatu sahabatnya. Terlihat disana wafa sedang duduk melihat jalan dengan background gunung Rajabasa. Sebuah gunung yang tak aktif lagi dengan puncak dua, meskipun bukan gunung kembar. Sebuah pemandangan yang indah, dimana saat itu wafa masih kemana-mana dengan sebuah motor supra fit yang kadang enggak fit. Kamu bisa lihat, stang motornya masuk kedalam frame.

Kalau dilihat-lihat wafa dan sobatnya seperti musuhan, saling bertolak belakang gitu. Tapi tenanglah mereka tak sedang musuhan, cuma pikiran mereka sedang kacau. Wafa seperti tak tahu siapa wafa lagi, seperti aku sekarang. Perjuangan mereka seperti tak di hargai saat itu. 

***

Waktu itu, sekitar Januari tahun 2013. Kalau dihitung dari sekarang, sudah 6 tahun yang lalu. Beberapa bulan sebelumnya, wafa masih sebagai siswa baru. Meskipun sudah banyak teman-teman yang kenal dengan wafa. Karena wafa sebelumnya SMP di sebelah sekolah itu. Hanya saja, guru-guru dan lingkungan yang berbeda, membuat wafa harus beradaptasi lebih.

Sebagai siswa baru, tentusaja bulan-bulan ini adalah bulan penuh semangat yang membara. Kalau bisa, semua wafa akan coba. Tak lama, di sekitar bulan Oktober dimana lomba gencar-gencarnya diadakan. Wafa melihat sebuah peluang besar, yakni sebuah penelitian ilmiah untuk anak SMA. Dengan tak mau kalah, wafa sering berdiskusi dengan sahabatnya. Akhirnya beberapa ide pun muncul, tapi ada satu ide yang sangat membuat wafa semangat. Sebuah filter air dari botol dan bahan-bahan yang bisa di cari di sekitar desa menjadi andalan mereka.

Anggota Facetwit
Anggota Facetwit


Bebekal tekat, wafa mencoba menghubungi salah satu guru di SMA itu yang paling semangat untuk lomba. Wafa dan sahabatnya pun disambut baik untuk selanjutnya menyelesaikan penelitianya. Mereka kini membentuk sebuah kelompok yang disebut facetwit. Sebuah kata aneh yang tiba-tiba muncul karena teringat waktu itu adalah gencar-gencarnya sosial media facebook dan twitter. 

Facetwit sekarang mulai melakukan penelitianya, dengan mengumpulkan bahan-bahan. Tak tanggung-tanggung, facetwit membeli berbagai peralatan dan bahan dengan modal sendiri (patungan adalah cara terbaik, meskipun wafa nyumbang lebih sedikit karena mengingat uang jajannya yang tipis plus harus beli bensin untuk mondar-mandir).

Tanpa sebuah laptop facetwit tetap berjuang untuk menyelesaikan penelitian pertamanya. Lalu bagaimana menyelesaikan tulisanya? dimana facetwit mengetik?. Tengang, ada sebuah flashdisk berukuran beberapa giga yang sahabat wafa pinjam dari temanya sampai temanya lupa. Sekarang semua data disimpan disitu. Untuk beberapa kali facetwit harus ke warnet, tapi karena dinilai tekor dan menghabiskan uang, maka seterusnya meminjam. Sudah sekitar lebih dari 10 laptop dengan pemilik berbeda-beda yang sudah facetwit pinjam. Cara ini memang sengaja facetwit lakukan agar masih boleh dipinjam lagi. Lagian, beberapa laptop kadang harus dipakai oleh pemiliknya. Meskipun begitu, penelitian facetwit tetap berjalan sampai sudah hampir selesai. Tinggal mendapatkan kata setuju dari kepala sekolah dan guru-guru lain.

Sangan disayangkan, facetwit harus bersabar. Sebuah penolakan dari sekolah untuk penelitian yang sudah menghabiskan banyak waktu, uang, tenaga dan perjalanan. Sebuah hal yang akan selalu teringat dan akan diceritakan kepada orang-orang lain. Ketika di parkiran, perasaan facetwit semakin kacau, ingin marah tapi kepada siapa? apa kita hancurkan saja penelitian ini?. Itu beberap kalimat yang sempat melintas di kepala anggota facetwit. 

Menunggu waktu untuk facetwit menenangkan pikiranya sebelum wafa harus menyetir untuk pulang berasama sahabatnya. Ketika itu, pikiran wafa sangat kacau. Seakan, penelitian yang ia bangga-banggakan sirna. Meskipun beberapa foto masih tetap tersimpan untuk dikenang. 

Sangking kacaunya pikiran anggota facetwit, mereka mencari berbagai lomba-lomba. Yang mereka temukan adalah lomba foto. Inilah mengapa ada foto itu. Setelah bertahun-tahun sekarang terlihat seperti foto dua orang yang seperti musuhan. Inilah ketika wafa bukan wafa lagi.


***

Seiring berjalanya waktu, pengalaman itu membuat wafa menjadi lebih dewasa. Di tahun berikutnya,  facetwit melakukan penelitian tentang beberapa hal lagi. Kali ini cukup membanggakan, karena bisa memboyong piala bergilir selama dua tahun berturut-turut, yakni saat kelas 11 dan 12. Semakin membuka pikiran wafa sampai-sampai sekarang wafa bisa masuk di salah satu perguruan tinggi terkemuka di Jogja. 

Ini adalah sekelumit cerita wafa dari masalalu. Bagaimana wafa tetap mempertankan perjuangannya untuk tetap bisa berprestasi meskipun dengan penolakan. Wafa bilang padaku, kalau bercerita kepadaku akan membuatnya tetap ingat dengan hal-hal baik dan pengalaman-pengalaman berharga yang pernah dialaminya. Karena aku adalah teknologi.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

kenapa kita suka kucing?

Coba hitung, berapa lama kita menghabiskan waktu melihat kucing-kucing lucu di internet. Sampai wafa bertanya-tanya kenapa kita suka kucing. Hewan lucu yang satu keluarga dengan banyak hewan buas seperti macan dan harimau. Apakah karena jinak? atau ada alasan lain? melihat keterkaitannya dengan keluarga kucing besar seperti macan. Sepertinya ini semua ada hubungannya dengan fitrah kita sebagai manusia. Dipercaya atau tidak, kita adalah merupakan mamalia dan primata. Primata yang sangat cerdas. Perbedaan sangat mencolok dari manusia adalah kecerdasannya. Sampai kita bisa berdiri tegak. Berdiri tegak adalah hal yang terlihat sepele, tapi mungkin saja merupakan evolusi besar kita untuk meningkatkan kemampuan kognitif hingga kita percaya telah melampaui kecerdasan berbagai hewan lain dan tak mau disamakan dengan hewan lagi. Berdiri tegak adalah tanda bahwa otak kita telah mampu membuat sistem keseimbangan yang sempurna, sehingga otot punggung tak perlu kinerja yang lebih keras yang mengaki...

Monumen Jogja Kembali Dengan Berjuta Misteri

Monumen Jogja Kembali atau sering disebut Monjali adalah sebuah museum yang berada di Ringroad utara, Sleman, Yogyakarta. Aku kesana bersama temanku bernama Ishlah. Karena kami memang belum pernah kemari sebelumnya, maka kami mencoba kemari meski sebelumnya ingin ke museum merapi. Bagi teman-teman yang ingin melihat dan mengenang perjuangan masyarakat Indonesia terutama wilayah Yogyakarta, ini merupakan tempat yang cocok untuk dikunjungi. Letak dari Monumen Jogja Kembali yang strategis, memang membuat monjali mudah ditemukan dan menjadi pilihan wisata kami. Pertama kali masuk, kita harus membayar tiket sebesar Rp. 10.000,- yang menurut kami sangat murah. Kita bisa langsung menuju mojali. Pertama kali yang dapat kita lihat, adalah betapa uniknya museum ini dengan bentuk kerucut. Monjali memiliki tiga lantai yang akan kita kunjungi satu per satu. Lantai Pertama Saatnya mengunjungi lantai pertama.Di lantai pertama, terdapat beberapa ruangan yang setiap ruangan berisi benda b...

Membuat Bor Sederhana

Saya sangat suka elektronika, menurut saya elektronika itu keren karena kita bisa merancang sesutu dan menjadikannya. Misalnya yang paling sederhana adalah membuat amplifier. Dengan elektronika juga kita bisa merancang sistem robot yang menurut saya ini sangatlah seru. untuk melakukan itu saya perlu beberapa peralatan penunjang. salahsatunya adalah bor, karena bor ini perlu untuk melubangi PCB yang nantiya akan dipasang komponen-komponen elektronika. Berikut adalah cara saya membuat bor mini sederhana.

Bagaimana Wafa Mendapat Uang dari Blog

Bagi sebagian besar orang, membuat blog itu terlihat tidak berguna. Namun, banyak juga yang beranggapan jika memiliki sebuah blog atau situs web itu bakal mendapatkan banyak uang. Baiklah akan wafa jelaskan bagaimana wafa mendapatkan uang dari blog, bagaimana sebenarnya blog itu dapat menghasilkan uang. Yang pertama perlu diperhatikan dalam membuat blog adalah jangan fokus pada uang. Mungkin jika teman-teman mencari di internet hasilnya juga sama yaitu jangan fokus pada uangnya. Termasuk wafa sendiri menyarankan begitu. Jika teman-teman fokus pada uangnya, maka pasti menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang di blog. Wafa membuat blog itu tidak sebentar sampai akhirnya bisa mendapatkan uang dari blog, teramasuk dari blog ini. Awalnya (mungkin sekitar tahun 2010) wafa tidak tahu kalau membuat blog, menulis artikel seperti ini bisa menghasilkan uang. Tetapi setelah beberapa lama barulah wafa tahu kalau sebenarnya membuat artikel seperti ini dapat menghasilkan uang. Sebag...

Antara Kecerdasan dan Teman

Hari ini adalah hari pertama ujian minggu kedua, seperti biasa aku berangkat beberapa menit sebelum ujian berlangsung. Tapi, teman-temanku belum berangkat dan ruang kelas masih sepi. Beberapa menit kemudian, barulah teman-temanku mudali datang. Seperti biasa, sebelum ujian berlangsung kami membicarakan materi ujian yang akan diujikan untuk menambah pemahaman. Kami berusaha untuk mendapatkan nilai ujian yang bagus dengan cara yang jujur tentunya. Persiapan kami telah matang, dan kini ujian telah dimulai. Setelah beberapa lama, dosen kami datang dan berkata bahwa kami dibolehkan untuk berdiskusi selama beberapa menit sampai beliau bilang cukup. Para mahasiswa pun langsung berpencar dan bergerombol mencari teman diskusi. Kemudian keanehan terjadi, ketika aku melihat sekeliling ada satu mahasiswa yang menurutku dia cerdas dan pintar tetapi dia hanya sendirian. Jika yang lain berdiskusi bersama teman-temanya dia hanya fokus mengerjakan ujianya tanpa diskusi. Sekarang yang jadi pert...