Langsung ke konten utama

Menjadi Pengantar Coklat Putih

"Hei Fa.. Boleh mita tolong?"

...

"Oke, setuju"

---

Tiba-tiba sahabat wafa yang ada di Lampung meminta tolong untuk mengantarkan cokelat ke seseorang. Siapa dia? itu juga menjadi pertanyaan wafa.

Waktu itu, Sobat wafa (kita sebut saja andra) datang ke Jogja. Sudah sangat lama, mungkin 2 tahun sejak tulisan rilis. Andra datang ke kosan wafa yang sempit dan rumit (dengan kabel keleweran tak menentu), karena sedang ada di Semarang jadi menyempatkan untuk ke Jogja beberapa hari. Waktu itu wafa di ajak pergi ke salah seorang kenalannya yang kost di dekat Jl. Gejayan.

Wafa dan Andra berangkat menggunakan sepeda dengan penuh semangat dan rasa penasaran. Setelah berputar-putar di kompleks yang benar-benar kompleks itu, akhirnya rumahnya ketemu. Ternyata di sebelah warung penjual eskrim. Wafa beli saja satu, sambil menunggu wanita itu keluar dari rumah.

Duduk, sambil memakan eskrim. Begitu saja, setelah sedikit berkenalan juga dengan wanita itu. Namanya Valen. Karena wafa tak paham topik bahasan mereka, yasudah duduk makan eskrim sambil memandangi langit datas sepeda yang gelap -- siapa tau ada UFO lewat.

Tak berkesan apa-apa, wafa hanya mengantar Andra yang tak tahu jalan-jalan rumit di Jogja. Makan Eskrim dan Lelah.

Sekarang, Wafa harus mengantarkan Coklat kepadanya. Untuk menepati janji Andra pada Valen yang mungkin waktu itu ada dalam percakapannya di malam gelap saat wafa asik menikmati eskrim. Masalahnya, wafa lupa dengan wajahnya.

Hari ini, 27 Maret 2019. Setelah selesai kuliah mikroprosesor, wafa duduk di perpus. Bertemu dengan partner bisnis yang sempat dijalankan. Sampai akhirnya bertemu dengan anak rajin yang menitipkan tas nya. Lalu datang wanita yang suka menggambar-gambar lenganku. Hasilnya, tanganku penuh dengan karya seni.

Sekarang wafa pergi ke tempat temanku untuk memijam sepeda motor. Ternyata, wafa justru di ajak ke tempat audisi sampai cukup malam. Untung saja, dia mau mengantarkan wafa pergi mengantar coklat. Wafa kemudian datang ke toko coklat dan membeli coklat sesuai permintaan Andra.

Valen yang bekerja di perpustakaan, ternyata harus sampai malam di sana. Sekarang, wafa harus ke perpustakaan kampus lain. Sampai di sana, hening...
Tentu saja, berapa orang yang malam-malam ke perpustakaan?

---

Setelah mengunggu beberapa lama, Valen keluar dari perpustakaan. Aku pun menyambutnya,  dan memberikan coklat itu. Tapi belum selesai, aku harus berfoto dengannya.

Valen dan Wafa

"Untuk Andra jangan bersedih,
Coklat nya sudah aku berikan."

Menjadi pengantar coklat membuat wafa paham bahwa hal sederhana seperti memberi coklat itu sangat berarti. Bukan coklatnya, tapi menepati janji, pengorbanan, perjuangan dan kepercayaan meskipun terpisah jarak puluhan kilo meter.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulang Kampung

Tak terasa bulan Januari sudah hampir terlewati, bulan pertama di tahun 2019. Seperti tahun-tahun sebelumnya, wafa pulang ke kampung halaman.  "Perjalanan mencari cerita hidup" membawa wafa jauh dari rumah dimana wafa dilahirkan. Keinginan untuk pulang memang pasti selalu ada untuk kita yang pergi jauh, begitupun wafa. Karena ini libur panjang wafa akan pulang. Seperti biasa, wafa menggunakan mode transportasi yang paling murah. Memang tak menjamin akan selalu ada angkutan. Wafa mulai mulai memesan tiket dari bulan desember dan berencana tanggal 1 atau 2 Januari pulang kampung. Tapi apa daya, tiket untuk tanggal segitu sudah habis. Akhirnya wafa dapat tanggal 3 Januari, eh pas sudah siap-siap di tanggal itu, wafa mendapatkan telfon dari agen bus. Katanya, bus untuk hari ini tidak jadi berangkat dan akan diganti tanggal 5 Januari. Yasudah, akhirnya wafa pulang tanggal 5 Januari, meskipun hati sedikit kesal karena tak bisa pulang lebih cepat. Perjalanan yang tak jelas, ...

Hampir Menikah

"Njal, udah tidur", wafa mencoba chat untuk ajak bicara. "Belum waff", "Aku mau cerita". *** Pagi ini, wafa berencana pergi ke tempat salah satu sahabatnya. Rumahnya tak jauh, sekitar beberapa kilometer  dari sini. Sebelum kesana, wafa berniat untuk mandi dan berpakaian rapi. Tetapi, tiba-tiba Ibu menghalangi niatan wafa. Bukan niatan untuk pergi, tapi niatan untuk mandi. Karena, sekarang ibu sedang menguras bak mandi dan membersihkannya. Kemudaian wafa rebahan di kursi dengan handuk yang menggulung lehernya. Barulah ceritanya dimulai. Tiba-tiba wafa berada di tempat yang sangat ramai. Dalam pikiranya, wafa merasa berada di tempat dimana pernikahanya akan di laksanakan. Sangat ramai sekali, banyak orang berdatangan. Tetapi, wafa sedang menunggu pengantin perempuanya yang tak kunjung datang. Beberapa orang terlihat sedang melakukan prosesi pernikahan juga seperti yang akan dilakukan wafa, hanya saja mereka sekarang berada di pesta pernikahan orang l...

Ketika Wafa di Jodohin

Mari kita berfikir sejenak, Belakangan ini hal itu kembali terjadi, wafa dijodoh-jodohkan dengan seseorang. Tentu saja wafa tidak suka, mengapa?. Hal itu mengingatkan wafa dengan kejadian jaman dulu. Dulu... Ketika itu, wafa dengan si manis dekat. Mereka begitu dekat, saking dekatnya wafa dan si manis ini bisa smsan dari bangun tidur hingga tidur lagi. Ketika itu wafa dan si manis mengalami hal buruk dan mereka berpisah. Keadaan semakin memburuk sejak si manis dekat dengan lelaki lain. Hingga, keadaan sangat berubah, hampir berbulan-bulan si manis dan wafa tidak berkomunikasi. Bahkan ketika mereka bertemu pun tak pernah lagi mereka bertegur sapa. Sampai akhirnya.. Keadaan berubah ketika wafa dan si manis duduk bersebelahan. Mereka mencoba ngobrol kembali. Sebuah usaha yang sangat sulit untuk bisa membuat mereka komunikasi lagi. Padahal, dahulu mereka adalah sahabat dekat. Ketika wafa dan si manis mulai akrab kembali, orang-orang tak bertanggung jawab datang. Orang-orang itu...

Antara Kuliah, Startup dan Keinginan

Beberapa minggu belakangan ini sedikit berbeda dengan mingu-minggu biasanya. Wafa yang biasa santai-santai dengan hidupnya kini dia bergelimangan dengan kesibukan yang seakan membuat waktu berhenti. Wafa yang hari liburnya digunakan untuk bermalas-malasan dan tidur seharian di kosan, berganti dengan wafa yang hari liburnya dipenuhi tugas dan tanggung jawab. Kini wafa sedikit berbeda dengan wafa yang dulu. Semua berawal dari trend startup di Indonesia. Setiap orang ingin membangun startup dan mengembangkan startup menjadi lebih besar dan lebih besar lagi. Meskipun memang sulit untuk memebangun startup meskipun cuma satu dan fokus. Kita trend startup masuk di dalam dunia kampus, kini wafa terkenal sebagai orang yang bisa membuat web dan pernah membuat startup. Meskipun menurutnya karya buatanya tidak sebagus apa yang seharusnya. Disela-sela membangun startup, tidak dipungkiri bahwa kuliah memang menjadi prioritas utama. Tugas-tugas yang bejibun  menjadi makanan sehari-hari. ...

Tugas Kuliah Yang Menggila

Tugas Kuliah, mungkin kalian akan selalu mendengar itu jika kalian sedang menempuh pendidikan tinggi. Bagaimana jika tugas kuliah sangat banyak?, mungkin kamu akan kualahan untuk mengerjakannya. Saat kuliah, kita dituntut untuk dapat mengatur waktu dengan baik. Bagaimanapun kita tidak akan lepas dari kegiatan-kegiatan diluar kuliah. Berikut ini akan aku ceritakan bagaimana pengalamanku dari semester 1 sampai semester 4 dan peningkatan tugasku. Semester 1 Semester pertama adalah semester dimana transisi dari dunia SMA meuju dunia perkuliahan. Sangat terasa bagaimana perbedaan yang mendalam antara SMA dan Kuliah. Saat SMA setiap pelajaran terjadwal dengan rapih. Tetapi, saat kuliah jadwal memang terjadwal, tapi terkadang ada kuliah pengganti yang jadwalnya bisa kapan saja, bahkan hari minggu atau hari libur lainya. Tetapi, pada semester ini tugas sangat jarang sekali. Mungkin kita akan merindukan yang namanya tugas itu. Tidak seperti jurusan lain yang pada semester pertama disib...