Langsung ke konten utama

Sengaja Duduk di Dekat Jendela

Pagi-pagi wafa terbangun dengan bunyi dering jam menyambutnya. Sedikit melirik ke benda warna hijau itu dan mulai mengambilnya. Mencari tombol off agar tak bunyi lagi. Kasur dan selimut masih menggoda untuk melanjutkan tugasnya. Tapi, wafa bertekat untuk melawannya. Meskipun sulit, akhirnya wafa dapat melawan itu semua dan bergegas menuju kamar mandi. Dingin... pagi yang sangat dingin.

Di Jendela Yang Berbeda dan Waktu Yang Tak Sama


Tapi ketika jam mulai mendekati angka 7 kepala pusing. Tak bisa menahan, wafa akhirnya tumbang dengan rasa kantuk dan selimut mulai mencoba mengikat wafa. Akhirnya, wafa masuk kedalam dunia aneh itu, tempat dimana peperangan terjadi untuk mencapai puncak gunung tertinggi.

---

Pagi tak penting berlalu lagi, wafa membuang waktu yang berharga ini. Entah kenapa wafa akhirnya ke perpustakaan di fakultasnya, mungkin dia sudah muak dengan kebiasaan buruknya yang tak kunjung hilang -- bolos tanpa alasan yang benar-benar tanpa alasan. Sebelumnya wafa sudah berkeliling  naik sepeda biru ke berbagai tempat, termasuk membeli sebuah earphone kecil kualitas rendah di toko murah langganannya. Lelah di perpustakaan. Saat itu mendung, wafa naik ke lantai 3 dan duduk di bangku pojok dekat jendela. Mulai mengetik sambil mendengarkan lagu yang kemarin baru ia dengarkan di YouTube. Judulnya, "Manifesto of Earth-02 -- .Feast". Sambil mantuk-mantuk wafa mengetik dengan cepat. Menulis kata-kata aneh yang tak pernah wafa baca lagi. Hanya menulis, yang katanya Pram adalah pekerjaan untuk keabadian.

"Biarkan saja, aku cuma menulis dan menulis".

---

Duduk di dekat jendela itu tidak mudah, kamu harus menahan rasa aneh di dalam hati. Apalagi, sekarang titik-titik air sudah berkumpul dan turun bersamaan dan membuat orang-orang takut. Untung saja Thor tak iseng datang untuk mengagetkan wafa dengan suara gemuruh palu nya. Wafa hanya berperang dengan suasana hati nya yang mulai lumer. "Siapa sih yang tak terpengaruh dengan hujan?",

Mbak YouTube juga mulai mengarahkan lagu-lagu ke arah yang sendu. "Tahu saja mbak youtube ini", dalam hati wafa. Seketika wafa jadi anak indie meski tanpa kopi. Tapi tenang, di kamar mandi aromanya kopi. Wafa ke kamar mandi untuk CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) sambil melihat dirinya di depan kaca. Ternyata wafa melihat dirinya biasa saja dan tak keren sedikitpun.

Wafa kembali duduk di kursi tadi. Masih hujan, dan kenangan-kenangan datang seraya bulatan-bulatan air dari langit turun dengan kecepatan yang meningkat dengan percepatan setara dengan percepatan grafitasi dikurang dengan faktor friksi akibat dari gesekan antara air dan udara atmosfer dingin. Membuat wafa ingat dengan percepatan kehidupan dikurangi dengan faktor friksi dari gesekan atmosfer kehidupan yang dingin. Apalagi kehidupan seperti sinyal sinusoidal yang amplitudonya dimodulasi untuk gejolak jiwa dan frekuensinya dimodulasi untuk pergerakan fisik.

Semakin lama di bangku dekat jendela pikiran wafa semakin masuk ke dalam sumur potensial tak berhingga dengan persamaan serumit persamaan Schrodinger. Lalu wafa ingat kata Feynman, dunia ini seperti permanian catur yang dimainkan oleh tuhan, dan kita sebagai penontonnya. Semakin kita mengamatinya, kita akan semakin tahu bagaimana aturan-aturan permanian itu. Meskipun kita tahu setiap aturan dalam permainan catur itu, tapi kita mungkin tidak dapat memahami mengapa suatu gerakan tertentu dibuat dalam permainan itu. Karena itu terlampau rumit dan pikiran kita terbatas.

Jadi, tak perlu ditanyakan mengapa grafitasi ada, tapi kita paham bagaimana aturan grafitasi. Begitupula, tak perlu ditanyakan mengapa kita ini hidup (di hidupkan). Kita hanya perlu mengetahui peraturan dari hidup ini dan melakukan yang terbaik. Lagipula mana yang lebih baik itu jika dikejar semakin dalam hasilnya adalah paradoks-paradoks. Oksigen itu membuat kita hidup, tapi oksigen juga membakar -- membuat sel kita tua dan mati.

Semuanya mengarah kepada entropi maksimal alam semesta di mana semuanya tak ada bedanya lagi.

--

"Ngomong opo sih fa?",-
"Embuh, aku hanya menuruti pikiranku yang bergerak cepat dan loncat-loncat. Seperti mikrokosmos yang penuh dengan lubang cacing (wormhole). Tapi dekat dengan lubang hitam yang disekelilingnya mengorbit bintang-bintang super terang. "

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulang Kampung

Tak terasa bulan Januari sudah hampir terlewati, bulan pertama di tahun 2019. Seperti tahun-tahun sebelumnya, wafa pulang ke kampung halaman.  "Perjalanan mencari cerita hidup" membawa wafa jauh dari rumah dimana wafa dilahirkan. Keinginan untuk pulang memang pasti selalu ada untuk kita yang pergi jauh, begitupun wafa. Karena ini libur panjang wafa akan pulang. Seperti biasa, wafa menggunakan mode transportasi yang paling murah. Memang tak menjamin akan selalu ada angkutan. Wafa mulai mulai memesan tiket dari bulan desember dan berencana tanggal 1 atau 2 Januari pulang kampung. Tapi apa daya, tiket untuk tanggal segitu sudah habis. Akhirnya wafa dapat tanggal 3 Januari, eh pas sudah siap-siap di tanggal itu, wafa mendapatkan telfon dari agen bus. Katanya, bus untuk hari ini tidak jadi berangkat dan akan diganti tanggal 5 Januari. Yasudah, akhirnya wafa pulang tanggal 5 Januari, meskipun hati sedikit kesal karena tak bisa pulang lebih cepat. Perjalanan yang tak jelas, ...

Hampir Menikah

"Njal, udah tidur", wafa mencoba chat untuk ajak bicara. "Belum waff", "Aku mau cerita". *** Pagi ini, wafa berencana pergi ke tempat salah satu sahabatnya. Rumahnya tak jauh, sekitar beberapa kilometer  dari sini. Sebelum kesana, wafa berniat untuk mandi dan berpakaian rapi. Tetapi, tiba-tiba Ibu menghalangi niatan wafa. Bukan niatan untuk pergi, tapi niatan untuk mandi. Karena, sekarang ibu sedang menguras bak mandi dan membersihkannya. Kemudaian wafa rebahan di kursi dengan handuk yang menggulung lehernya. Barulah ceritanya dimulai. Tiba-tiba wafa berada di tempat yang sangat ramai. Dalam pikiranya, wafa merasa berada di tempat dimana pernikahanya akan di laksanakan. Sangat ramai sekali, banyak orang berdatangan. Tetapi, wafa sedang menunggu pengantin perempuanya yang tak kunjung datang. Beberapa orang terlihat sedang melakukan prosesi pernikahan juga seperti yang akan dilakukan wafa, hanya saja mereka sekarang berada di pesta pernikahan orang l...

Ketika Wafa di Jodohin

Mari kita berfikir sejenak, Belakangan ini hal itu kembali terjadi, wafa dijodoh-jodohkan dengan seseorang. Tentu saja wafa tidak suka, mengapa?. Hal itu mengingatkan wafa dengan kejadian jaman dulu. Dulu... Ketika itu, wafa dengan si manis dekat. Mereka begitu dekat, saking dekatnya wafa dan si manis ini bisa smsan dari bangun tidur hingga tidur lagi. Ketika itu wafa dan si manis mengalami hal buruk dan mereka berpisah. Keadaan semakin memburuk sejak si manis dekat dengan lelaki lain. Hingga, keadaan sangat berubah, hampir berbulan-bulan si manis dan wafa tidak berkomunikasi. Bahkan ketika mereka bertemu pun tak pernah lagi mereka bertegur sapa. Sampai akhirnya.. Keadaan berubah ketika wafa dan si manis duduk bersebelahan. Mereka mencoba ngobrol kembali. Sebuah usaha yang sangat sulit untuk bisa membuat mereka komunikasi lagi. Padahal, dahulu mereka adalah sahabat dekat. Ketika wafa dan si manis mulai akrab kembali, orang-orang tak bertanggung jawab datang. Orang-orang itu...

Antara Kuliah, Startup dan Keinginan

Beberapa minggu belakangan ini sedikit berbeda dengan mingu-minggu biasanya. Wafa yang biasa santai-santai dengan hidupnya kini dia bergelimangan dengan kesibukan yang seakan membuat waktu berhenti. Wafa yang hari liburnya digunakan untuk bermalas-malasan dan tidur seharian di kosan, berganti dengan wafa yang hari liburnya dipenuhi tugas dan tanggung jawab. Kini wafa sedikit berbeda dengan wafa yang dulu. Semua berawal dari trend startup di Indonesia. Setiap orang ingin membangun startup dan mengembangkan startup menjadi lebih besar dan lebih besar lagi. Meskipun memang sulit untuk memebangun startup meskipun cuma satu dan fokus. Kita trend startup masuk di dalam dunia kampus, kini wafa terkenal sebagai orang yang bisa membuat web dan pernah membuat startup. Meskipun menurutnya karya buatanya tidak sebagus apa yang seharusnya. Disela-sela membangun startup, tidak dipungkiri bahwa kuliah memang menjadi prioritas utama. Tugas-tugas yang bejibun  menjadi makanan sehari-hari. ...

Tugas Kuliah Yang Menggila

Tugas Kuliah, mungkin kalian akan selalu mendengar itu jika kalian sedang menempuh pendidikan tinggi. Bagaimana jika tugas kuliah sangat banyak?, mungkin kamu akan kualahan untuk mengerjakannya. Saat kuliah, kita dituntut untuk dapat mengatur waktu dengan baik. Bagaimanapun kita tidak akan lepas dari kegiatan-kegiatan diluar kuliah. Berikut ini akan aku ceritakan bagaimana pengalamanku dari semester 1 sampai semester 4 dan peningkatan tugasku. Semester 1 Semester pertama adalah semester dimana transisi dari dunia SMA meuju dunia perkuliahan. Sangat terasa bagaimana perbedaan yang mendalam antara SMA dan Kuliah. Saat SMA setiap pelajaran terjadwal dengan rapih. Tetapi, saat kuliah jadwal memang terjadwal, tapi terkadang ada kuliah pengganti yang jadwalnya bisa kapan saja, bahkan hari minggu atau hari libur lainya. Tetapi, pada semester ini tugas sangat jarang sekali. Mungkin kita akan merindukan yang namanya tugas itu. Tidak seperti jurusan lain yang pada semester pertama disib...