Waktu telah berjalan beberapa tahun...
Hari ini adalah hari yang spesial, ketika sobat wafa sudah punya pacar dan hari ini tidak seperti biasanya. Biasanya sobat wafa selalu pulang bersama wafa dengan sepeda motor warna merah, tapi khusus hari ini karena sobat wafa sedang ada kencan bersama pacarnya jadi wafa pulang sendiri.
Tetapi tenanglah, wafa sudah mempersiapkan acara lain. Wafa memang anak yang malas pulang, terbukti tiap pulang sekolah pasti menyempatkan waktu untuk ngobrol ngalor-ngidul di sekolahan. Mungkin jin penunggu sekolah sampai kenal dengan wafa, karena setiap hari wafa selalu pulang sore. Meski banyak teman-teman yang pulang sore karena les atau bimbingan belajar, tapi wafa tetap saja tidak mau ikut. Wafa malah cuma menghabiskan waktu mengobrol dengan sobat wafa di depan gedung sekolah.
Rencananya, hari ini wafa ingin datang bersama si cewek sotoy ke acara di dekat sekolah. Si sotoy ini memang sobat perempuan wafa yang yang paling sotoy diantara sobat wafa yang lain. Tetapi, wafa bilang ke si sotoy kalau wafa tidak mau cuma berdua, minimal bertiga lah. Dan tanpa diduga-duga ternyata si sotoy mengajak si cantik (baca cerita sebelumnya tentang si cantik). Dari sinilah cerita menarik dimulai.
Ketika pulang sekolah,
Wafa, si sotoy dan si cantik sudah bersiap. Karena cuma ada satu sepeda motor merah yang menawan, jadi untuk berangkat ke acara di dekat sekolah perlu bergantian. Pertama, wafa dan si sotoy berangkat duluan, meninggalkan si cantik di sekolah. Karena, si cantik memang ada sedikit keperluan. Wafa dan si sotoy sampailah di tempat acara tersebut, ketika wafa kembali lagi hendak menjemput si cantik, masalah pertama datang. BOOOMMM..... Ban sepeda motor tiba-tiba meledak di tengah jalan, ini membuat hati wafa gemetar, kaget bukan kepalang.
Seketika teringat si cantik yang pasti sudah menunggu di depan sekolah, dimana semua orang sudah pulang. Wafa akhirnya ke tempat tambal ban untuk mengganti ban baru, karena memang sudah tidak bisa di tambal lagi. Setelah beberapa waktu yang tak kunjung selesai, sambil memikirkan nasib si cantik, wafa akhirnya memutuskan untuk nekat ngojek ke depan sekolah untuk menemui si cantik.
Terlihat raut wajah kecewa dan amarah menutupi wajah cantiknya. Dengan perasaan tak menentu, Wafa kemudian menceritakan kejadian yang menimpa kepada si cantik. Untunglah si cantik tetap menerima, meskipun masih terlihat kekecewaan di wajahnya. Akhirnya wafa dan si cantik pergi ke lokasi acara dengan naik ojek. Sesampainya di tempat tujuan wafa baru sadar kalau meninggalkan si sotoy di lokasi acara sendirian, memang memikirkan si cantik membuat wafa lupa segalanya. Ya... kamu tahu sendirilah bagaimana si sotoy marah kepada wafa.
Kini wafa, si cantik dan si sotoy berada di lokasi acara. Tapi, wafa lupa meninggalkan helm "jeruk" di bengkel. Wafa malah membawanya ke lokasi, karena lokasinya di dalam ruangan jadi helm tidak bisa dibawa masuk. Akhirnya ide konyol datang, wafa meletakkan helm "jeruk" di bawah salah satu sepeda motor di tempat parkir. Wafa yakin, tidak akan ada yang mengambil helem "jeruk" pemberian saudaranya. Sudahlah lupakan helm..
Wafa masuk kedalam acara bersama si cantik dan si sotoy. Jujur ini kali pertama wafa bersama si cantik datang ke acara seperti ini. Acara yang isinya orang-orang "berantem", memang si sotoy suka mengajak ke tempat aneh-aneh. Tapi, entah kenapa wafa dan si cantik setuju.
Setelah beberapa lama, wafa bertemu temannya yang juga menonton acara ini. Tiba-tiba teringat sepeda motornya yang ada di bengkel. Wafa meminta tolong kepada temannya untuk mengantar ke bengkel. Sesampainya di bengkel, beruntung ban sudah diganti. Tentu, uang di dompet wafa terkuras, uang yang disisihkan dari uang jajan yang hanya sepuluh ribu rupiah per hari. Memang hari ini hari yang menarik.
Dengan semangat, wafa bergegas menuju lokasi acara lagi untuk bertemu si cantik dan si sotoy. Sesampainya di acara wafa baru teringat tentang helm "jeruk". Ohh.. masalah kedua datang, ternyata saat menonton acara di dalam gedung, wafa tak sadar kalau diluar hujan. Jadi, helm "jeruk" kini berubah menjadi helm "jeruk yang penuh pasir". Bagaimana tidak?, tempat parkir tanpa atap dan beralaskan pasir menjadi pilihan wafa untuk meletakkan helm.
Sudahlah.., wafa kini bingung. Tetapi, bertemu si cantik tetap membuat hati wafa senang dan bahagia. Meskipun, untuk berbincang beberapa kata bersama si cantik menjadi sesuatu tantangan tersendiri. Mungkin karena kisah beberapa tahun yang lalu dengan orang yang sama. Memang si sotoy ini suka random mengajak orang yang pernah ada kisah dengan wafa. Meskipun si sotoy tidak tahu tentang kisah ini. Atau jangan-jangan si sotoy memang sengaja?
Matahari mulai beranjak turun, kini saatnya pulang. Ketika pulang, si sotoy sudah mendapat angkot untuk pulang. Tapi, si sotoy malah meninggalkan wafa dan si cantik. Akhirnya wafa mengantar si cantik ke terminal untuk mencari angkot. Tetapi, di bawah hujan rintik wafa dan si cantik tak menemukan sedikitpun penampakan ada angkot jurusan itu. Memang untuk jam segini, angkot jurusan itu sudah sulit ditemukan, seperti "mencari jintrong di padang pasir".
Wafa dan si cantik kini terjebak, terjebak dibawah rintik hujan tanpa angkot bersama helm jeruk yang penuh pasir. Dengan rintik hujan yang mulai membasahi pasir didalam helm jeruk, wafa mengantar si cantik pulang ke rumah. Rumah yang cukup jauh membuat perjalanan terasa lama, tetapi bersama si cantik membuat waktu terasa cepat. Wafa berbincang tentang banyak hal dalam perjalanan bersama si cantik. Wafa dan si cantik seakan lupa akan hujan rintik dan kisah-kisah lama yang pernah terukir didalam blog ini.
Tak terasa, wafa dan si cantik sampai di depan rumah. Karena perjalanan yang jauh, wafa duduk sejenak di rumah si cantik memandang keluar, ke langit yang kelabu dengan rintik hujan turun tak henti. Awan-awan seperti tak henti menangis didera kepedihan hati yang kelam...
Tiba-tiba si cantik datang membawa segelas minuman dan sepiring mantang. Wafa akhirnya keluar dari lamunan, dan mencicipi mantang itu. Mantang yang mengobati kelelahan dan menghapus kekesalan dari masalah-masalah yang menimpa wafa dari ban meledak, helm berpasir sampai kehujanan. Mungkin si cantik memang harus menyalahkan hujan, karena hujan ini membuat wafa dan si cantik dekat kembali,seakan tidak pernah ada kisah yang terukir sebelumnya. Selain itu, berkat hujan juga, manatang yang harusnya ia makan kini dihabiskan wafa. (maklum lapar akibat perjalanan).
Kini matahari sudah hampir tenggelam, meskipun tak terlihat dibalik awan-awan gelap yang menutupi. Tak terasa hari ini menjadi hari yang melelahkan bagi wafa, tapi juga menyenangkan. Hari ini menjadi hari yang spesial bagi wafa, karena untuk pertama kali wafa pulang tanpa memakai helm. Wafa menarik gas sepeda motor kuat-kuat, sambil menikmati angin semilir dan bunyi berisik dari mantel biru yang wafa kenakan. brebekbrebek brebek.... mantel plastik berkibar..
Hari ini adalah hari yang spesial, ketika sobat wafa sudah punya pacar dan hari ini tidak seperti biasanya. Biasanya sobat wafa selalu pulang bersama wafa dengan sepeda motor warna merah, tapi khusus hari ini karena sobat wafa sedang ada kencan bersama pacarnya jadi wafa pulang sendiri.
Tetapi tenanglah, wafa sudah mempersiapkan acara lain. Wafa memang anak yang malas pulang, terbukti tiap pulang sekolah pasti menyempatkan waktu untuk ngobrol ngalor-ngidul di sekolahan. Mungkin jin penunggu sekolah sampai kenal dengan wafa, karena setiap hari wafa selalu pulang sore. Meski banyak teman-teman yang pulang sore karena les atau bimbingan belajar, tapi wafa tetap saja tidak mau ikut. Wafa malah cuma menghabiskan waktu mengobrol dengan sobat wafa di depan gedung sekolah.
Rencananya, hari ini wafa ingin datang bersama si cewek sotoy ke acara di dekat sekolah. Si sotoy ini memang sobat perempuan wafa yang yang paling sotoy diantara sobat wafa yang lain. Tetapi, wafa bilang ke si sotoy kalau wafa tidak mau cuma berdua, minimal bertiga lah. Dan tanpa diduga-duga ternyata si sotoy mengajak si cantik (baca cerita sebelumnya tentang si cantik). Dari sinilah cerita menarik dimulai.
Ketika pulang sekolah,
Wafa, si sotoy dan si cantik sudah bersiap. Karena cuma ada satu sepeda motor merah yang menawan, jadi untuk berangkat ke acara di dekat sekolah perlu bergantian. Pertama, wafa dan si sotoy berangkat duluan, meninggalkan si cantik di sekolah. Karena, si cantik memang ada sedikit keperluan. Wafa dan si sotoy sampailah di tempat acara tersebut, ketika wafa kembali lagi hendak menjemput si cantik, masalah pertama datang. BOOOMMM..... Ban sepeda motor tiba-tiba meledak di tengah jalan, ini membuat hati wafa gemetar, kaget bukan kepalang.
Seketika teringat si cantik yang pasti sudah menunggu di depan sekolah, dimana semua orang sudah pulang. Wafa akhirnya ke tempat tambal ban untuk mengganti ban baru, karena memang sudah tidak bisa di tambal lagi. Setelah beberapa waktu yang tak kunjung selesai, sambil memikirkan nasib si cantik, wafa akhirnya memutuskan untuk nekat ngojek ke depan sekolah untuk menemui si cantik.
Terlihat raut wajah kecewa dan amarah menutupi wajah cantiknya. Dengan perasaan tak menentu, Wafa kemudian menceritakan kejadian yang menimpa kepada si cantik. Untunglah si cantik tetap menerima, meskipun masih terlihat kekecewaan di wajahnya. Akhirnya wafa dan si cantik pergi ke lokasi acara dengan naik ojek. Sesampainya di tempat tujuan wafa baru sadar kalau meninggalkan si sotoy di lokasi acara sendirian, memang memikirkan si cantik membuat wafa lupa segalanya. Ya... kamu tahu sendirilah bagaimana si sotoy marah kepada wafa.
Kini wafa, si cantik dan si sotoy berada di lokasi acara. Tapi, wafa lupa meninggalkan helm "jeruk" di bengkel. Wafa malah membawanya ke lokasi, karena lokasinya di dalam ruangan jadi helm tidak bisa dibawa masuk. Akhirnya ide konyol datang, wafa meletakkan helm "jeruk" di bawah salah satu sepeda motor di tempat parkir. Wafa yakin, tidak akan ada yang mengambil helem "jeruk" pemberian saudaranya. Sudahlah lupakan helm..
Wafa masuk kedalam acara bersama si cantik dan si sotoy. Jujur ini kali pertama wafa bersama si cantik datang ke acara seperti ini. Acara yang isinya orang-orang "berantem", memang si sotoy suka mengajak ke tempat aneh-aneh. Tapi, entah kenapa wafa dan si cantik setuju.
Setelah beberapa lama, wafa bertemu temannya yang juga menonton acara ini. Tiba-tiba teringat sepeda motornya yang ada di bengkel. Wafa meminta tolong kepada temannya untuk mengantar ke bengkel. Sesampainya di bengkel, beruntung ban sudah diganti. Tentu, uang di dompet wafa terkuras, uang yang disisihkan dari uang jajan yang hanya sepuluh ribu rupiah per hari. Memang hari ini hari yang menarik.
Dengan semangat, wafa bergegas menuju lokasi acara lagi untuk bertemu si cantik dan si sotoy. Sesampainya di acara wafa baru teringat tentang helm "jeruk". Ohh.. masalah kedua datang, ternyata saat menonton acara di dalam gedung, wafa tak sadar kalau diluar hujan. Jadi, helm "jeruk" kini berubah menjadi helm "jeruk yang penuh pasir". Bagaimana tidak?, tempat parkir tanpa atap dan beralaskan pasir menjadi pilihan wafa untuk meletakkan helm.
Sudahlah.., wafa kini bingung. Tetapi, bertemu si cantik tetap membuat hati wafa senang dan bahagia. Meskipun, untuk berbincang beberapa kata bersama si cantik menjadi sesuatu tantangan tersendiri. Mungkin karena kisah beberapa tahun yang lalu dengan orang yang sama. Memang si sotoy ini suka random mengajak orang yang pernah ada kisah dengan wafa. Meskipun si sotoy tidak tahu tentang kisah ini. Atau jangan-jangan si sotoy memang sengaja?
Matahari mulai beranjak turun, kini saatnya pulang. Ketika pulang, si sotoy sudah mendapat angkot untuk pulang. Tapi, si sotoy malah meninggalkan wafa dan si cantik. Akhirnya wafa mengantar si cantik ke terminal untuk mencari angkot. Tetapi, di bawah hujan rintik wafa dan si cantik tak menemukan sedikitpun penampakan ada angkot jurusan itu. Memang untuk jam segini, angkot jurusan itu sudah sulit ditemukan, seperti "mencari jintrong di padang pasir".
Wafa dan si cantik kini terjebak, terjebak dibawah rintik hujan tanpa angkot bersama helm jeruk yang penuh pasir. Dengan rintik hujan yang mulai membasahi pasir didalam helm jeruk, wafa mengantar si cantik pulang ke rumah. Rumah yang cukup jauh membuat perjalanan terasa lama, tetapi bersama si cantik membuat waktu terasa cepat. Wafa berbincang tentang banyak hal dalam perjalanan bersama si cantik. Wafa dan si cantik seakan lupa akan hujan rintik dan kisah-kisah lama yang pernah terukir didalam blog ini.
Tak terasa, wafa dan si cantik sampai di depan rumah. Karena perjalanan yang jauh, wafa duduk sejenak di rumah si cantik memandang keluar, ke langit yang kelabu dengan rintik hujan turun tak henti. Awan-awan seperti tak henti menangis didera kepedihan hati yang kelam...
Tiba-tiba si cantik datang membawa segelas minuman dan sepiring mantang. Wafa akhirnya keluar dari lamunan, dan mencicipi mantang itu. Mantang yang mengobati kelelahan dan menghapus kekesalan dari masalah-masalah yang menimpa wafa dari ban meledak, helm berpasir sampai kehujanan. Mungkin si cantik memang harus menyalahkan hujan, karena hujan ini membuat wafa dan si cantik dekat kembali,seakan tidak pernah ada kisah yang terukir sebelumnya. Selain itu, berkat hujan juga, manatang yang harusnya ia makan kini dihabiskan wafa. (maklum lapar akibat perjalanan).
Kini matahari sudah hampir tenggelam, meskipun tak terlihat dibalik awan-awan gelap yang menutupi. Tak terasa hari ini menjadi hari yang melelahkan bagi wafa, tapi juga menyenangkan. Hari ini menjadi hari yang spesial bagi wafa, karena untuk pertama kali wafa pulang tanpa memakai helm. Wafa menarik gas sepeda motor kuat-kuat, sambil menikmati angin semilir dan bunyi berisik dari mantel biru yang wafa kenakan. brebekbrebek brebek.... mantel plastik berkibar..
Wkwkwk...
BalasHapusKasihan si cantiknya ya... Wkwk
Lama" bareng si wafa... Wkwk LOL... ������
haha, apalagi jatah mantangnya wafa habiskan...
Hapus