Mas kamu kemana kok belum sampai kantor?
Sorry, tadi ada masalah serius.
---
Sebuah tinjuan keras, mengingatkan aku pada janji-janjiku. Bagaimana aku bisa menepatinya? tidak tahu. Atau sebenernya aku tahu, tapi tak pernah mencobanya saja.
Rumput hutan sudah terlanjur tinggi, sudah susah untuk melewati ini semua. Perlu parang khusus untuk mengalahkannya sehingga membuat jalan yang bagus.
Hal pertama yang aku ingat adalah tentang aku yang tak kunjung membaik, tetap bermalas-malasan di kos. Menjadi lebih baik memang tak mudah, banyak yang harus dilawan, setan-setan dalam bentuk diri-sendiri ini memang harus dibasmi. Mie ayam pun rasanya ambyar.
Tak luput pikiran untuk berandai-andai aku punya waktu lagi yang sama. Tapi, aku teringat nasehatku sendiri kepada orang lain, ketika mengulang waktu itu benar-benar ada, kita akan kembali ke titik yang sama karena sifat kita tak berubah. Kerenanya aku mencoba untuk memahami jika semua ini memang harus terjadi. Aku akan mencoba mencari solusi terbaik yang bisa kulakukan. Semoga semuanya tak terlambat, pukulan keras yang sebelumnya aku bahas kembali lagi.
Menjadi manusia yang lebih baik lagi memang sulit, mungkin itulah mengapa ganjarannya surga. Yup aku harus mengalahkan diriku sendiri.
Waf, kamu itu sebenernya cerdas, tahu apa yang harus kamu lakukan. Lakukan saja, jangan takut.
---
Aku teringat temanku bertanya, "Fa, bagaimana cara mendapatkan hatinya?". Aku waktu itu menjawab, "jadilah orang yang menepati janji, karena wanita suka orang yang menepati janji".
Sekarang apa yang harus ku tepati jika janji saja tak punya? maka, buatlah janji lalu tepati.
---
Pada akhirnya bukan orang lain yang dapat menasehatiku hari ini. Hanya aku sendiri yang dapat menasehatiku, aku yang dulu.
Komentar
Posting Komentar