Ketika wafa bangun dari tidurnya, wafa langsung mendapatkan chat dari temannya. Sepertinya ini penting. Ketika itu, wafa masih dalam kondisi ngantuk yang berat. Wafa kemudian mencoba menelpon untuk menemukan jawaban atas semua ini. Kemudian wafa mulai mendapat jawaban yang mengejutkan. Karena hari ini wafa harus pergi kondangan.
Dengan batik hijau dan sepatu coklat, wafa sudah siap. Setelah wafa mandi dengan cepat karena waktu sudah mengejar. Perjalanan yang panjang cukup sudah menanti. Perjalanan sekitar 15km harus wafa tempuh untuk dapat ketempat resepsi itu. Sudah tidak sempat lagi wafa untuk sarapan berat, akhirnya wafa hanya makan molen dan tempe sebiji. Untunglah dalam perjalanan wafa tidak sebagai supir.
Meskipun sempat kesasar, akhirnya mereka sampai di tempat resepsi. Ini merupakan resepsi pernikahan anak dari salahsatu dosen. Ketika sampai di tempat dan melihat gedungnya, terbesit dalam fikiran wafa, "wow, megah banget". Meskipun belum masuk, wafa sudah yakin kalau didalamnya pasti megah. Aurnya terasa dari luar, terlihat dari jumlah mobil yang datang.
Ini merupakan pengalaman wafa hadir dalam acara pernikahan yang seperti ini. Biasanya wafa datang di acara pernikahan di kampung yang sederhana. Tentu saja, tata cara masuk dan didalamnya berbeda jauh dengan yang didesa. Pertama kali masuk, wafa mengisi daftar hadir, yang ini tak pernah wafa temui di pernikahan didesa. "menarik juga", dalam hati wafa.
Setelah masuk,
kemegahan sangat terasa. Dengan dekorasi yang mewah serta makanan yang berjejer dan tinggal kita ambil sendiri. Banyak pilihan makanan, mulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup. "Ini namanya perbaikan gizi", dalam hati wafa. Rombongan mulai antri untuk dapat bersalaman dengan tuan rumah acara. Setelah itu baru sesi makan.
Wafa selalu ingat pesan ibu untuk tidak berlebihan. Jadi wafa mengambil secukupnya saja, tetapi sebelum itu, wafa sudah berkeliling untuk survey makanan apa saja yang ada. Beberapa kue dan makanan berat wafa pilih. Serta minuman es yang segar, meskipun wafa tak tahu itu minuman apa.
Tak berhenti wafa kagum dengan pesta ini. Maklum wafa dari desa kecil di ujung sumatra, baru pada umur segini bisa merasakan pesta semegah ini. Tak tahu berapa dana yang dihabiskan untuk dapat membuat acara semegah ini. Sungguh ini pengalaman yang amat berharga bagi wafa.
Yang ada dalam fikiran wafa,
"Akankah ketika aku menikah beberapa tahun lagi, akan semegah ini juga?"
Dengan batik hijau dan sepatu coklat, wafa sudah siap. Setelah wafa mandi dengan cepat karena waktu sudah mengejar. Perjalanan yang panjang cukup sudah menanti. Perjalanan sekitar 15km harus wafa tempuh untuk dapat ketempat resepsi itu. Sudah tidak sempat lagi wafa untuk sarapan berat, akhirnya wafa hanya makan molen dan tempe sebiji. Untunglah dalam perjalanan wafa tidak sebagai supir.
Meskipun sempat kesasar, akhirnya mereka sampai di tempat resepsi. Ini merupakan resepsi pernikahan anak dari salahsatu dosen. Ketika sampai di tempat dan melihat gedungnya, terbesit dalam fikiran wafa, "wow, megah banget". Meskipun belum masuk, wafa sudah yakin kalau didalamnya pasti megah. Aurnya terasa dari luar, terlihat dari jumlah mobil yang datang.
Ini merupakan pengalaman wafa hadir dalam acara pernikahan yang seperti ini. Biasanya wafa datang di acara pernikahan di kampung yang sederhana. Tentu saja, tata cara masuk dan didalamnya berbeda jauh dengan yang didesa. Pertama kali masuk, wafa mengisi daftar hadir, yang ini tak pernah wafa temui di pernikahan didesa. "menarik juga", dalam hati wafa.
Setelah masuk,
kemegahan sangat terasa. Dengan dekorasi yang mewah serta makanan yang berjejer dan tinggal kita ambil sendiri. Banyak pilihan makanan, mulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup. "Ini namanya perbaikan gizi", dalam hati wafa. Rombongan mulai antri untuk dapat bersalaman dengan tuan rumah acara. Setelah itu baru sesi makan.
Wafa selalu ingat pesan ibu untuk tidak berlebihan. Jadi wafa mengambil secukupnya saja, tetapi sebelum itu, wafa sudah berkeliling untuk survey makanan apa saja yang ada. Beberapa kue dan makanan berat wafa pilih. Serta minuman es yang segar, meskipun wafa tak tahu itu minuman apa.
Tak berhenti wafa kagum dengan pesta ini. Maklum wafa dari desa kecil di ujung sumatra, baru pada umur segini bisa merasakan pesta semegah ini. Tak tahu berapa dana yang dihabiskan untuk dapat membuat acara semegah ini. Sungguh ini pengalaman yang amat berharga bagi wafa.
Yang ada dalam fikiran wafa,
"Akankah ketika aku menikah beberapa tahun lagi, akan semegah ini juga?"
Komentar
Posting Komentar