Langsung ke konten utama

Ke Jember Bareng Keluarga


Hari ini adalah hari yang bahagia bagiku, aku yang sejak lahir belum pernah mengunjungi tempat kelahiran ayahku, bisa mempunyai kesempatan untuk kesana dan bertemu keluarga disana.

Jember merupakan kota kelahiran ayahku, memang sangat jauh dari kota kelahiranku dan kini menjadi tempat tinggalku yaitu lampung. Jarak yang jauh membuat kami sangat jarang pergi ke jember karena memerlukan waktu yang lama (sekitar 2 hari perjalanan darat) dan biaya yang lumayan juga. Apalagi Nenekku kini juga tinggal di lampung, yang membuat kami semakin jarang ke jember. Jujur sejak kecil aku penasaran ingin pergi ke kota kelahiran ayahku ini dan tidak pernah membayangkan kalau hal itu bakal terjadi.

Aku yang kuliah di jogja membuat kami bisa pergi berkunjung ke keluarga adik dari kakek dan nenekku. Bukan perjalanan yang pendek untuk bisa pergi ke jember. Dengan mempersiapkan bekal dan rencana yang matang akhirnya kami pergi ke jember.

Saat pertama berangkat, kami berangkat sekitar jam 11 malam dari rumah dan skitar jam 1 malam kita sampai di pelabuhan. Kami pun membeli tiket dan naik kekapal. Di kapal kami beristirahat dan makan sebagian bekal kami. Akhirnya kapal sampai di pelabuhan merak sekitar jam 3 pagi. Tapi, penantian belum selesai, karena kereta kami berangkat pada pukul 9 pagi. Akhirnya kami memutuskan untuk tidur beberapa waktu di stasiun.

Setelah itu, kami berangkat menuju jogja dan sampai di jogja pada sekitar jam 8 malam. Diperjalanan, pakde selalu bertanya dan bertanya, kapan sampai jogja?. Akupun, memberitahunya dengan sabar. Ayahku yang perokok, menjadi bukan perokok lagi ketika berada di dalam gerbong kereta, karena jika merokok, akan di kenai sangsi diturunkan di setasiun pemberhentian.
Ayahku ketika jalan-jalan ke keraton jogja sebelum berangkat ke jember

Setelah sampai di jogja, kami beritirahat selama sehari di kosanku untuk menghilangkan capek  selama perjalanan yang panjang. Selama di jogja kami menyempatkan untuk sekedar jalan-jalan ke malioboro untuk membeli oleh-oleh dan membeli blangkon. Dengan 7rb rupiah, kami bisa pergi ke malioboro dari kosanku.

Kini tiba saatnya untuk pergi ke jember. Perjalanan dari jember memerlukan waktu sekitar 12 jam perjalanan dari jogja menggunakan kereta api. Di jember, kami bertemu dengan keluarga disana. Kami juga menyempatkan untuk memancing ikan dan menikmatinya bersama.



Banyak hal yang bisa aku dapatkan dari perjalananku ke jember, seperti bersabar untuk bisa sampai ke tempat tujuan serta menjalin hubungan baik dengan keluarga yang jauh. Kini aku juga telah mengenal dan mengetahui tempat kelahiran ayahku.

Setelah sekitar 2 minggu, kini akhirnya kami pulang ke Lampung, tempat kami tinggal sekaran.

Sebelum Pulang dari Jember

A photo posted by Muhammad Wafa (@edogawafa) on




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulang Kampung

Tak terasa bulan Januari sudah hampir terlewati, bulan pertama di tahun 2019. Seperti tahun-tahun sebelumnya, wafa pulang ke kampung halaman.  "Perjalanan mencari cerita hidup" membawa wafa jauh dari rumah dimana wafa dilahirkan. Keinginan untuk pulang memang pasti selalu ada untuk kita yang pergi jauh, begitupun wafa. Karena ini libur panjang wafa akan pulang. Seperti biasa, wafa menggunakan mode transportasi yang paling murah. Memang tak menjamin akan selalu ada angkutan. Wafa mulai mulai memesan tiket dari bulan desember dan berencana tanggal 1 atau 2 Januari pulang kampung. Tapi apa daya, tiket untuk tanggal segitu sudah habis. Akhirnya wafa dapat tanggal 3 Januari, eh pas sudah siap-siap di tanggal itu, wafa mendapatkan telfon dari agen bus. Katanya, bus untuk hari ini tidak jadi berangkat dan akan diganti tanggal 5 Januari. Yasudah, akhirnya wafa pulang tanggal 5 Januari, meskipun hati sedikit kesal karena tak bisa pulang lebih cepat. Perjalanan yang tak jelas, ...

Hampir Menikah

"Njal, udah tidur", wafa mencoba chat untuk ajak bicara. "Belum waff", "Aku mau cerita". *** Pagi ini, wafa berencana pergi ke tempat salah satu sahabatnya. Rumahnya tak jauh, sekitar beberapa kilometer  dari sini. Sebelum kesana, wafa berniat untuk mandi dan berpakaian rapi. Tetapi, tiba-tiba Ibu menghalangi niatan wafa. Bukan niatan untuk pergi, tapi niatan untuk mandi. Karena, sekarang ibu sedang menguras bak mandi dan membersihkannya. Kemudaian wafa rebahan di kursi dengan handuk yang menggulung lehernya. Barulah ceritanya dimulai. Tiba-tiba wafa berada di tempat yang sangat ramai. Dalam pikiranya, wafa merasa berada di tempat dimana pernikahanya akan di laksanakan. Sangat ramai sekali, banyak orang berdatangan. Tetapi, wafa sedang menunggu pengantin perempuanya yang tak kunjung datang. Beberapa orang terlihat sedang melakukan prosesi pernikahan juga seperti yang akan dilakukan wafa, hanya saja mereka sekarang berada di pesta pernikahan orang l...

Ketika Wafa di Jodohin

Mari kita berfikir sejenak, Belakangan ini hal itu kembali terjadi, wafa dijodoh-jodohkan dengan seseorang. Tentu saja wafa tidak suka, mengapa?. Hal itu mengingatkan wafa dengan kejadian jaman dulu. Dulu... Ketika itu, wafa dengan si manis dekat. Mereka begitu dekat, saking dekatnya wafa dan si manis ini bisa smsan dari bangun tidur hingga tidur lagi. Ketika itu wafa dan si manis mengalami hal buruk dan mereka berpisah. Keadaan semakin memburuk sejak si manis dekat dengan lelaki lain. Hingga, keadaan sangat berubah, hampir berbulan-bulan si manis dan wafa tidak berkomunikasi. Bahkan ketika mereka bertemu pun tak pernah lagi mereka bertegur sapa. Sampai akhirnya.. Keadaan berubah ketika wafa dan si manis duduk bersebelahan. Mereka mencoba ngobrol kembali. Sebuah usaha yang sangat sulit untuk bisa membuat mereka komunikasi lagi. Padahal, dahulu mereka adalah sahabat dekat. Ketika wafa dan si manis mulai akrab kembali, orang-orang tak bertanggung jawab datang. Orang-orang itu...

Antara Kuliah, Startup dan Keinginan

Beberapa minggu belakangan ini sedikit berbeda dengan mingu-minggu biasanya. Wafa yang biasa santai-santai dengan hidupnya kini dia bergelimangan dengan kesibukan yang seakan membuat waktu berhenti. Wafa yang hari liburnya digunakan untuk bermalas-malasan dan tidur seharian di kosan, berganti dengan wafa yang hari liburnya dipenuhi tugas dan tanggung jawab. Kini wafa sedikit berbeda dengan wafa yang dulu. Semua berawal dari trend startup di Indonesia. Setiap orang ingin membangun startup dan mengembangkan startup menjadi lebih besar dan lebih besar lagi. Meskipun memang sulit untuk memebangun startup meskipun cuma satu dan fokus. Kita trend startup masuk di dalam dunia kampus, kini wafa terkenal sebagai orang yang bisa membuat web dan pernah membuat startup. Meskipun menurutnya karya buatanya tidak sebagus apa yang seharusnya. Disela-sela membangun startup, tidak dipungkiri bahwa kuliah memang menjadi prioritas utama. Tugas-tugas yang bejibun  menjadi makanan sehari-hari. ...

Tugas Kuliah Yang Menggila

Tugas Kuliah, mungkin kalian akan selalu mendengar itu jika kalian sedang menempuh pendidikan tinggi. Bagaimana jika tugas kuliah sangat banyak?, mungkin kamu akan kualahan untuk mengerjakannya. Saat kuliah, kita dituntut untuk dapat mengatur waktu dengan baik. Bagaimanapun kita tidak akan lepas dari kegiatan-kegiatan diluar kuliah. Berikut ini akan aku ceritakan bagaimana pengalamanku dari semester 1 sampai semester 4 dan peningkatan tugasku. Semester 1 Semester pertama adalah semester dimana transisi dari dunia SMA meuju dunia perkuliahan. Sangat terasa bagaimana perbedaan yang mendalam antara SMA dan Kuliah. Saat SMA setiap pelajaran terjadwal dengan rapih. Tetapi, saat kuliah jadwal memang terjadwal, tapi terkadang ada kuliah pengganti yang jadwalnya bisa kapan saja, bahkan hari minggu atau hari libur lainya. Tetapi, pada semester ini tugas sangat jarang sekali. Mungkin kita akan merindukan yang namanya tugas itu. Tidak seperti jurusan lain yang pada semester pertama disib...