Langsung ke konten utama

Second God

Beberapa waktu yang lalu, Wafa datang ke salah satu pameran temporal di Yogyakarta. Wafa melihat berbagai benda-benda peninggalan bersejarah yang unik dan luar biasa. Salah satunya adalah benda-benda yang menggambarkan Tuhan.

Sang Hyang Acintya

Kemudian yang menjadi pertanyaan Wafa adalah bagaimana manusia bisa "mengindra" Tuhan sehingga dapat menggambarkan dan membuat wujudnya?

Sampai sekarang, Wafa masih tidak bisa menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Bahkan persepsi manusia terhadap Tuhan pun pasti memiliki sedikit perbedaan antara satu manusia dengan manusia lain.

Tapi kali ini Wafa tidak akan membahas itu lebih dalam. Karena itu semua ada dalam perjalanan spiritual dari masing-masing individu. Sekarang Wafa ingin membahas tentang gejolak-gejolak sosial yang ada di masyarakat yang bisa mengetuk pikiran Wafa yang biasanya tidak peduli.

---

Berbeda pandangan terhadap sesuatu itu sangatlah wajar. Tetapi, memaksakan pemikiran justru akan membuat pertentangan.

Wafa berada pada lingkaran-lingkaran yang berbeda. Bertemu berbagai etnis, agama, pemikiran dan umur. Beberapa teman ada yang melakukan proses "hijrah". Beberapa juga pada proses hijrah tapi dengan tujuan yang berbeda sebut saja pencarian. Ketika yang hijrah adalah melakukan kegiatan-kegiatan ritual keagamaan serta pemikiran tentang hitam dan putih. Di sisi lain, banyak juga yang sedang mencari dan mempertanyakan kebenaran itu sendiri. Termasuk kebenaran agama.

Ada yang pernah bertanya kepada Wafa:
Mas, apakah kamu percaya dengan kehidupan setelah kematian?

---

Ketika orang-orang telah melakukan kegiatan-kegiatan yang dianggap benar olehnya, yang bahaya adalah mereka merasa semuanya yang lain itu salah. Sehingga banyak yang mengkafirkan orang lain, menghakimi siapa yang masuk neraka, menganggap semuanya zalim.

Di dukung dengan sosial media yang seluas dunia. Orang-orang dengan pemikiran yang sama dapat dengan mudah bertemu dan membentuk kelompok-kelompok. Sehingga kelompok-kelompok yang menganggap dirinya benar itu bertemu dan semakin kuat. Mungkin saja, mereka bisa mengerahkan masa ketika dirasa perlu bagi mereka.

Tak hanya kelompok hijrah, kelompok pencari, kelompok jokowi, kelompok prabowo juga kelompok-kelompok lain dengan paham-paham baru atau paham-paham yang berbahaya juga bisa bersatu.

---

Wafa ingat kata-kata Gus Mus tentang manusia yang berlebih lebihan [link]. Intinya adalah jangan berlebih-lebihan dalam segala hal, termasuk dalam beragama.

Ketika orang-orang itu berlebih-lebihan dalam mengganggap apa yang dipercayainya itu benar. Maka timbulah hal-hal seperti gerakan masa di jalan seperti yang dilakukan oleh kelompok tertentu. Ini diperparah dengan adanya sosial media yang bisa mengumpulkan orang-orang dengan pemikiran yang sama. Sehingga kelompok yang turuk ke jalan sangatlah banyak.

Padalah, ketika Wafa pikir lebih jauh. Bukankah gitaran di kosan lebih menyenangkan daripada capek-capek harus lari dan teriak-teriak di jalan?

---


Komentar

Postingan populer dari blog ini

kenapa kita suka kucing?

Coba hitung, berapa lama kita menghabiskan waktu melihat kucing-kucing lucu di internet. Sampai wafa bertanya-tanya kenapa kita suka kucing. Hewan lucu yang satu keluarga dengan banyak hewan buas seperti macan dan harimau. Apakah karena jinak? atau ada alasan lain? melihat keterkaitannya dengan keluarga kucing besar seperti macan. Sepertinya ini semua ada hubungannya dengan fitrah kita sebagai manusia. Dipercaya atau tidak, kita adalah merupakan mamalia dan primata. Primata yang sangat cerdas. Perbedaan sangat mencolok dari manusia adalah kecerdasannya. Sampai kita bisa berdiri tegak. Berdiri tegak adalah hal yang terlihat sepele, tapi mungkin saja merupakan evolusi besar kita untuk meningkatkan kemampuan kognitif hingga kita percaya telah melampaui kecerdasan berbagai hewan lain dan tak mau disamakan dengan hewan lagi. Berdiri tegak adalah tanda bahwa otak kita telah mampu membuat sistem keseimbangan yang sempurna, sehingga otot punggung tak perlu kinerja yang lebih keras yang mengaki...

Monumen Jogja Kembali Dengan Berjuta Misteri

Monumen Jogja Kembali atau sering disebut Monjali adalah sebuah museum yang berada di Ringroad utara, Sleman, Yogyakarta. Aku kesana bersama temanku bernama Ishlah. Karena kami memang belum pernah kemari sebelumnya, maka kami mencoba kemari meski sebelumnya ingin ke museum merapi. Bagi teman-teman yang ingin melihat dan mengenang perjuangan masyarakat Indonesia terutama wilayah Yogyakarta, ini merupakan tempat yang cocok untuk dikunjungi. Letak dari Monumen Jogja Kembali yang strategis, memang membuat monjali mudah ditemukan dan menjadi pilihan wisata kami. Pertama kali masuk, kita harus membayar tiket sebesar Rp. 10.000,- yang menurut kami sangat murah. Kita bisa langsung menuju mojali. Pertama kali yang dapat kita lihat, adalah betapa uniknya museum ini dengan bentuk kerucut. Monjali memiliki tiga lantai yang akan kita kunjungi satu per satu. Lantai Pertama Saatnya mengunjungi lantai pertama.Di lantai pertama, terdapat beberapa ruangan yang setiap ruangan berisi benda b...

Membuat Bor Sederhana

Saya sangat suka elektronika, menurut saya elektronika itu keren karena kita bisa merancang sesutu dan menjadikannya. Misalnya yang paling sederhana adalah membuat amplifier. Dengan elektronika juga kita bisa merancang sistem robot yang menurut saya ini sangatlah seru. untuk melakukan itu saya perlu beberapa peralatan penunjang. salahsatunya adalah bor, karena bor ini perlu untuk melubangi PCB yang nantiya akan dipasang komponen-komponen elektronika. Berikut adalah cara saya membuat bor mini sederhana.

Bagaimana Wafa Mendapat Uang dari Blog

Bagi sebagian besar orang, membuat blog itu terlihat tidak berguna. Namun, banyak juga yang beranggapan jika memiliki sebuah blog atau situs web itu bakal mendapatkan banyak uang. Baiklah akan wafa jelaskan bagaimana wafa mendapatkan uang dari blog, bagaimana sebenarnya blog itu dapat menghasilkan uang. Yang pertama perlu diperhatikan dalam membuat blog adalah jangan fokus pada uang. Mungkin jika teman-teman mencari di internet hasilnya juga sama yaitu jangan fokus pada uangnya. Termasuk wafa sendiri menyarankan begitu. Jika teman-teman fokus pada uangnya, maka pasti menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang di blog. Wafa membuat blog itu tidak sebentar sampai akhirnya bisa mendapatkan uang dari blog, teramasuk dari blog ini. Awalnya (mungkin sekitar tahun 2010) wafa tidak tahu kalau membuat blog, menulis artikel seperti ini bisa menghasilkan uang. Tetapi setelah beberapa lama barulah wafa tahu kalau sebenarnya membuat artikel seperti ini dapat menghasilkan uang. Sebag...

Antara Kecerdasan dan Teman

Hari ini adalah hari pertama ujian minggu kedua, seperti biasa aku berangkat beberapa menit sebelum ujian berlangsung. Tapi, teman-temanku belum berangkat dan ruang kelas masih sepi. Beberapa menit kemudian, barulah teman-temanku mudali datang. Seperti biasa, sebelum ujian berlangsung kami membicarakan materi ujian yang akan diujikan untuk menambah pemahaman. Kami berusaha untuk mendapatkan nilai ujian yang bagus dengan cara yang jujur tentunya. Persiapan kami telah matang, dan kini ujian telah dimulai. Setelah beberapa lama, dosen kami datang dan berkata bahwa kami dibolehkan untuk berdiskusi selama beberapa menit sampai beliau bilang cukup. Para mahasiswa pun langsung berpencar dan bergerombol mencari teman diskusi. Kemudian keanehan terjadi, ketika aku melihat sekeliling ada satu mahasiswa yang menurutku dia cerdas dan pintar tetapi dia hanya sendirian. Jika yang lain berdiskusi bersama teman-temanya dia hanya fokus mengerjakan ujianya tanpa diskusi. Sekarang yang jadi pert...