Semua orang pasti mengalami "fase menganggur". Sebuah keadaan yang seakan diri ini berada di sebuah persimpangan yang banyak, namun harus memilih satu jalan. Fase ini biasanya dilalui oleh kita yang baru saja menyelesaikan perlajanan panjang sekolah lalu akan masuk ke kehidupan yang sesungguhnya. Sebuah kehidupan mandiri dengan diharapkan nyaman, namun ternyata tidak mudah untuk dijalani.
Masalah yang datang tak hanya dari diri sendiri, namun tekanan dari luar lah yang kandan justru lebih menyakitkan. Misalkan dihujam pertanyaan template "kerja dimana?" sedangkan kita masih menganggur dan scroll hp ini.
Menentukan jalan karir bukan perkara yang mudah, karena itu bukan cuma kehendak kita sendiri. Misalnya wafa ingin menjadi profesor, maka harus ada suatu lembaga yang menyatakan wafa sebagai profesor agar kehendak itu terjadi.
Well, karir juga bisa berubah karena banyak hal, termasuk sering ditolak. Banyak kisah sukses yang kita dengar orang tidak lolos kerja menjadi pedagang yang sukses. Apakah dia sukses? ya (dalam berdagang) dan tidak (dalam melamar kerja).
Jangan-jangan kita masih menganggur, karena kita belum mencoba semuanya. Kita tak pernah tahu kalau kita ini tukang bakso sukses kalau tidak mencobanya.
Beberapa orang mengatakan untuk ikuti passion, tapi wafa tetap mengatakan orang orang yang berusahalah yang akan menemukan jalannya. Otak ini ibarat machine learning (machine learning memang terinspirasi dari otak), jika tidak ada data yang cukup maka tidak akan sukses dalam belajar dan menjalani fungsinya. Orang mengikuti passion berhasil bukan karena passionnya, tapi dia melakukannya tiap hari.
Sekarang malam senin dan saatnya tidur, besok melihat orang-orang berangkat kerja.
Komentar
Posting Komentar