Kini wafa mulai mengerti kenapa buku degan judul "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat" sangat laris di pasaran. Pertama karena ada "seni" di judulnya, dan yang kedua adalah karena hidup memang seperti itu. Harus mulai bersikap bodo amat, kerena kepedulian yang salah justru menimbulkan rasa sakit dan amarah. Wafa dan mungkin kamu juga pernah mearasakan marah atau jengkel dengan omongan netizen. Padahal kadang itu tidak terlalu penting untuk diri sendiri. Justru hal-hal penting yang harudnya dipedulikan malah tak fikirkan.
Cerita bukan cerita tentang netizen yang ingin wafa ceritakan, tapi tentang orang-orang yang pergi setelah dibantu dan orang-orang yang datang hanya ketika perlu bantuan. Wafa harusnya memang sadar kalau hidup se-sepi itu. Semakin umur bertambah, maka orang-orang akan mulai hilang satu persatu dari kehidupan, kerna mereka juga punya kehidupan. Hidup hanya tentang diri sendiri, begitupun mereka. Kamu mungkin merasa jengkel karena dunia semakin sepi karena orang-orang meninggalkanmu, tapi aku juga merasakan duniaku semakin sepi karena orang-orang meninggalkanku. Tapi di pernyataanmu objeknya adalah dirimu, dan di pernyataanku objectnya adalah diriku sendiri. Mungkin, ini adalah gen egois yang tersisa untuk mempertahankan hidup makhluk yang memilikinya.
Tapi, hidup memang seperti itu.
Wafa tak pernah berharap seseorang akan membalas apa yang wafa berikan, karena wafa hanya senang menolong.
Komentar
Posting Komentar